Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Kita Kan Rawan Bencana...

Kompas.com - 06/11/2010, 08:50 WIB

PADANG, KOMPAS.com - "Negara kita kan rawan bencana. Semua sudah tahu itu. Tapi kenapa masyarakatnya tidak sadar bencana dan antisipasinya," ujar Ketua Konsorsium Pengurangan Risiko Bencana Dadang Sudardja. Menurut Dadang sifat Indonesia rawan bencana sudah menjadi rahasia umum. Pemerintah juga sudah memiliki rencana aksi nasional berupa UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanganan Bencana Nasional. Namun, setiap bencana terjadi, minimal ratusan jiwa melayang.

Menurutnya, antisipasi bencana nasional tidak sepenuhnya tergantung pada UU, ujung tombaknya adalah kapasitas masyarakat dalam mitigasi bencana. "Pemerintah harus punya keseriusan, memperkuat kapasitas masyarakat untuk memiliki kemampuan dalam menghadapi bencana. Masyarakat harus dilatig untuk mitigasi bencana dengan berbasis pada komunitas masyarakat. Jadi mereka tidak panik lagi ketika terjadi bencana," ungkap Dadang kepada Kompas.com, di Padang, Sabtu (6/11/2010).

Upaya memperkuat kapasitas masyarakat ini bisa difasilitasi melalui sekolah-sekolah, komunitas masyarakat di desa atau secara khusus membentuk tim siaga bencana di masing-masing desa. "Sebenarnya banyak modul mengenai tanggap bencana. LSM-LSM juga punya banyak sekali," katanya.

Dadang mengatakan pemerintah melalui Tim 9 juga sudah memiliki peta zonasi kerentanan bencana di Indonesia, termasuk peta jalur evakuasi. "Namun sistem peringatan awal atau early warning system tidak berjalan maksimal," katanya.

Masyarakat kurang dilibatkan dalam upaya mitigasi. Idealnya, di negara rawan bencana, masyarakatnya fasih mengenai gejala-gejala alam menjelang bencana dan cara menyelamatkan diri. Termasuk ke mana mereka harus pergi ketika bencana khas setempat datang...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

    Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com