Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yogyakarta, Merapi, dan Pengungsi

Kompas.com - 05/11/2010, 10:31 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com Hujan abu vulkanik Gunung Merapi, Jumat (5/11/2010), menyelimuti Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat jarak pandang terbatas, menyusul letusan gunung teraktif di Indonesia itu pada Kamis (4/11/2010).

Jalan yang diselimuti abu berwarna coklat kotor berketebalan dua sentimeter tersebut saat dilewati kendaraan bermotor beterbangan, mengganggu penglihatan, dan membuat jarak pandang terbatas sehingga pengendara harus berjalan pelan-pelan.

Hujan abu vulkanik itu membuat aktivitas di kota ini terganggu karena Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta ditutup sementara, sekolah diliburkan, toko, dan warung tidak buka. "Suasana tidak memungkinkan untuk berjualan karena udara dipenuhi abu vulkanik," kata Sulaeman (45), penjual soto ayam di Yogyakarta.

Bahkan, semua warga di kota ini yang menjalani aktivitas baik di dalam maupun di luar rumah memakai pelindung mata, mantel untuk melindungi tubuh, dan masker agar jangan mengisap abu vulkanik gunung yang terletak di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu.

Pemerintah Provinsi DIY mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap memakai masker dan pelindung mata, seperti kacamata, apabila beraktivitas di luar ruangan karena dikhawatirkan abu vulkanik terhirup dan mengganggu kesehatan.

Pengungsi Abu vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi tersebut mengandung silika dan sulfur oksida yang dapat membahayakan kesehatan apabila terhirup dalam jumlah yang cukup banyak.

Lereng Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah, Jumat pukul 00.50 WIB, dihujani kerikil setelah  sebelumnya mengeluarkan suara gemuruh disertai getaran keras dan petir sehingga membuat para pengungsi ketakutan.

Suara gemuruh, getaran keras, dan petir menyambar yang langsung disusul hujan kerikil membuat ribuan pengungsi bergegas turun gunung teraktif di Indonesia itu untuk mencari tempat perlindungan yang aman.

Hal ini membuat ribuan pengungsi di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pakem, Turi, dan Cangkringan, sedang menuruni lereng Merapi. Mereka menggunakan mobil, motor, dan kendaraan TNI. Relawan, TNI, polisi, dan petugas pemerintah setempat membantu mengevakuasi pengungsi.

Para pengungsi ini akan dipindahkan ke Stadion Maguwoharjo di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Kondisi jalan turunan menuju lokasi relokasi pengungsian padat.

Mobil yang membawa kalangan pengungsi harus bersabar karena pengungsi yang menggunakan kendaraan bermotor terburu-buru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com