Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Forum Gunung Slamet Belajar ke Merapi

Kompas.com - 29/10/2010, 03:48 WIB

Banyumas, Kompas - Lebih dari 20 anggota Palang Merah Indonesia dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Forum Gunung Slamet diberangkatkan sebagai sukarelawan penanggulangan bencana Merapi ke Magelang, Jawa Tengah, dan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain sebagai sukarelawan, mereka diminta mempelajari mitigasi dan evakuasi bencana gunung berapi.

Ketua Forum Gunung Slamet, Heri Kisyanto, Kamis (28/10), mengatakan, pengiriman sukarelawan dilaksanakan sejak sepekan lalu. Mereka berasal dari lima kabupaten rawan bencana letusan Gunung Slamet, yakni Banyumas, Purbalingga, Brebes, Tegal, dan Pemalang (semuanya terletak di Jawa Tengah).

Para sukarelawan itu, lanjut Heri, tidak hanya membantu penanggulangan bencana Gunung Merapi di Magelang dan Sleman, tetapi juga ditugaskan untuk mengidentifikasi dan mempelajari hal-hal apa saja yang harus dilakukan dalam penanggulangan bencana gunung berapi.

Menurut Heri, yang juga Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat, Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Banyumas, dari identifikasi dan pembelajaran itu, pihaknya berupaya membangun kembali konsep mitigasi bencana dan upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Slamet.

”Penyusunan konsep itu untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman letusan Gunung Slamet yang sudah lebih dari 30 tahun ini tak pernah menimbulkan letusan besar dan berdampak pada masyarakat,” ujar Heri.

”Karena tak pernah terjadi letusan besar, kami tak pernah memiliki pengalaman untuk mengevakuasi dan memberikan tanggap darurat bagi masyarakat jika Gunung Slamet meletus dengan kekuatan besar,” kata Heri menambahkan.

Heri mengaku, saat ini pihaknya telah mengidentifikasi potensi bencana yang disebabkan oleh letusan Gunung Slamet, antara lain potensi kebakaran hutan. ”Potensi kebakaran hutan ini yang cukup berbahaya dan perlu diwaspadai karena areal hutannya cukup luas,” ujarnya.

Status waspada

Menurut Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sukedi, sejak akhir Juni 2009 hingga saat ini, Gunung Slamet masih berstatus waspada. Dari hasil rekaman, intensitas gempa masih bersifat fluktuatif.

Meskipun berstatus waspada, lanjutnya, kondisi gunung yang memiliki tipe strato dengan ketinggian sekitar 3.428 meter di atas permukaan laut itu masih dalam batas aman.

Dengan status waspada, kata Sukedi lagi, aktivitas pendakian masih dibatasi. Pendaki yang diizinkan naik ke Gunung Slamet hanyalah pendaki profesional.

”Pendaki pemula boleh naik ke gunung (Slamet), tetapi harus didampingi pemandu. Para pendaki juga tidak diizinkan untuk mendekati puncak kawah dengan radius sekitar satu kilometer. Kalau status gunung siaga, jalur pendakian ditutup,” kata Sukedi.(MDN/WIE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com