Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10.586 Hektar Pohon Cengkih Rusak

Kompas.com - 26/10/2010, 18:30 WIB

MANADO, KOMPAS.com - Pohon cengkih milik petani Sulawesi Utara (Sulut) yang dalam kondisi rusak dan tak mampu berproduksi terus meningkat, hingga saat ini mencapai 10.586 hektar (ha) atau 14 persen dari luas areal perkebunan cengkih yang ada.

"Tanaman tersebut mendesak direhabilitasi, untuk itu maka pemerintah daerah memprogramkan penggantian tanaman baru secara bertahap menyesuaikan dengan anggaran yang ada," kata Kepala Dinas Perkebunan Sulut, Jeff Rumbajan, Selasa (26/10/2010).

Jeff mengatakan, sampai akhir 2010 pemprov telah memprogramkan sekitar 450 ha tanaman cengkih akan direhabilitasi terdapat di Kabupaten Minahasa Selatan dan Bolaang Mongondow.

"Dana rehabilitasi cengkih akan terus ditingkatkan dalam upaya memperbaiki tanaman yang ada sehingga dapat berproduksi maksimal," kata Jeff.

Jumlah tanaman cengkih yang ada di Sulut hingga semester kedua tahun 2010 tercatat sebanyak 75.919 ha, dari jumlah tersebut yang berbuah mencapai 46.618 ha, sementara tanaman belum menghasilkan berkisar 18.714 ha.

Jumlah petani pemilik cengkih di Sulut hingga akhir tahun lalu tercatat sebanyak 71.953 rumah tangga.

Ketua Asosiasi Petani Cengkih Indonesia(APCI) Sulut, Octavianus Rondonuwu, mengatakan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat harus meningkatkan program rehabilitasi tanaman cengkih karena tanaman ini memberi sumbangsih besar terhadap perekonomian keluarga dan ujungnya pada ekonomi daerah membaik.

"APCI bersama dengan pemerintah daerah memperjuangkan agar cengkih menjadi komoditas strategis, sebab dengan demikian perhatian pemerintah akan lebih maksimal karena peranan tanaman ini sangat dominan bagi Sulut," kata Octavianus.

Petani Sulut pada tahun 2010 melaksanakan panen raya cengkih dengan perkiraaan produksi sebanyak 13 ribu hingga 15 ribu ton, sehingga dengan harga sekarang berkisar Rp 50 ribu per kilogram dapat dihasilkan pendapatan bagi petani Sulut berkisar Rp 750 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com