Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Memberi Pertolongan Pertama...

Kompas.com - 03/10/2010, 08:39 WIB

KOMPAS.com Suara keras bergemuruh akibat tumbukan benda keras, Sabtu (2/10/2010) sekitar pukul 02.45, mengejutkan Nurjiman (41) dari tidur lelapnya. Suara dari depan tempat tinggalnya itu kemudian diikuti derap lari orang dan teriakan minta tolong.

Dengan kondisi masih setengah sadar, Nurjiman langsung menghambur keluar rumah. Ia masih mengenakan celana pendek dan kaus oblong putih. Rasa kagetnya bertambah ketika di depannya terdapat ratusan orang berlarian ke sana kemari. ”Ada sepur (kereta api) tabrakan,” ucap salah satu warga.

Nurjiman yang tinggal di tepi rel kereta api atau di seberang Stasiun Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, itu langsung sadar telah terjadi kecelakaan kereta api. Tanpa pikir panjang, petugas keamanan desa itu kemudian mendekati lokasi kejadian.

Di hadapan Nurjiman telah terjadi kecelakaan KA Senja Utama dan KA Argo Bromo Anggrek dengan korban setidaknya 36 penumpang tewas dan 40 lainnya luka-luka. ”Ada yang penumpangnya tersangkut di jendela, ada yang terjepit, pokoknya tragis,” kata warga Desa Serang, Petarukan, ini.

Bersama dengan sekitar 20 warga Desa Serang lainnya, lelaki kurus ini langsung bahu-membahu mengeluarkan korban yang terjepit kursi dan ruang sempit di dalam gerbong. ”Yang kami bantu duluan adalah korban yang masih hidup agar bisa terselamatkan,” ujarnya.

Tanpa bantuan alat, mereka membantu dengan semangat. Bahkan, beberapa warga berinisiatif menggunakan tangga untuk menaiki gerbong yang terguling agar dapat mengeluarkan penumpang. Mereka pun berbagi tugas, ada yang mengeluarkan penumpang dan sebagian lain membawanya ke luar dari area kecelakaan.

Jaka Santosa (47) juga berada di antara barisan warga tersebut. Dengan sigap, lelaki tinggi besar ini menggendong korban-korban luka ke rumah warga yang berada di sekitar Stasiun Petarukan. ”Pokoknya penumpang kami pindahkan dulu ke tempat yang aman meskipun kami tidak tahu cara mengobati mereka,” ucap Jaka.

Seperti halnya Nurjiman, Jaka pun rela melupakan tidur nyenyaknya begitu diberi tahu warga lainnya terdapat kecelakaan KA. Dia pun menggalang bantuan dari warga lain yang saat itu juga masih beristirahat.

Tidak tebersit rasa takut dalam benak Nurjiman dan Jaka meskipun harus bergumul dengan puing-puing kereta, menyusup ke celah-celah gerbong, dan turut berlumuran darah. ”Jika kami jadi para penumpang itu, kami juga butuh pertolongan yang sama,” kata Jaka.

Evakuasi

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com