Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kopra Tidak Stabil, Petani Mengeluh

Kompas.com - 30/09/2010, 03:45 WIB

 MANADO, KOMPAS - Petani mengeluhkan tidak stabilnya harga jual kopra di Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, karena berdampak pada pendapatan mereka. Petani berharap ada upaya dari pemerintah untuk menstabilkan harga.

Ketua Kelompok Tani Lestari di Desa Buyungan, Kecamatan Amurang, Jimmy Agustinus, Rabu (29/9), mengatakan, dalam satu minggu saja harga di tingkat petani sering berubah-ubah. Selisih perubahan kadang-kadang tidak sedikit. ”Harga kopra bisa tiba-tiba tinggi sampai Rp 10.000 per kilogram (kg), tetapi tiba-tiba bisa anjlok hingga tinggal Rp 2.800 per kg,” katanya.

Saat ini harga kopra Rp 6.150 per kg. Pekan lalu masih Rp 6.400 per kg. Bulan lalu, harga satu kilogram kopra sekitar Rp 5.000 per kg, sedangkan tahun lalu sekitar Rp 3.000.

Salah satu pengepul kopra di Amurang, Alfred Moniaga (59), menambahkan, harga jual kopra dapat berubah setiap hari karena sangat bergantung pada fluktuasi nilai dollar Amerika Serikat. Ketergantungan itu terjadi karena kopra yang diproduksi di Minahasa Selatan, bahkan Sulawesi Utara, merupakan komoditas ekspor.

Alfred menambahkan, tidak stabilnya harga kopra kian terlihat sejak lima tahun lalu. Sebelumnya, meski harga naik-turun, selisihnya tidak besar. Karena kondisi itu pula, ia tidak lagi berani menumpuk kopra petani selama satu minggu.

”Dulu saya baru jual kopra ke pabrik pengolahan setelah terkumpul 50 ton dan biasanya butuh waktu seminggu. Sekarang baru terkumpul 5-6 enam ton dalam waktu tiga hari, saya sudah jual ke pabrik,” katanya.

Tidak stabilnya harga jual kopra ini praktis berdampak pada penghasilan petani. ”Kalau saat panen harga rendah, kami hanya dapat sedikit untung,” kata Max Ottay (46), salah seorang petani di Buyungan.

Kopra adalah komoditas perkebunan utama di Minahasa Selatan dan Sulawesi Utara. Tahun lalu, produksi kopra kabupaten itu 265.451,58 ton. (APA/RIZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com