Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thamrin Usman Abu Tandan Kelapa Sawit dan Biodiesel

Kompas.com - 27/09/2010, 03:47 WIB

Agustinus Handoko

Produksi bahan bakar nabati memerlukan proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan produksi bahan bakar fosil. Ditambah masih tingginya biaya yang diperlukan, produksi bahan bakar nabati hampir kehilangan gemanya.

Bahan bakar nabati dari kelapa sawit, misalnya, baru bisa diolah setelah melalui proses ekstraksi, yakni buah kelapa sawit diolah menjadi minyak mentah atau crude palm oil (CPO). Dengan proses ini, investasi yang diperlukan sangat besar karena memerlukan pabrik untuk mengolah kelapa sawit menjadi CPO. Selain biaya, waktu yang diperlukan untuk memprosesnya menjadi bahan bakar nabati siap pakai juga sangat panjang.

Namun, melalui serangkaian uji coba, Thamrin Usman berhasil mempercepat proses produksi minyak nabati dari buah kelapa sawit dengan menghilangkan proses ekstraksi. Dengan demikian, biaya investasi yang diperlukan bisa lebih kecil.

Thamrin, Guru Besar dan Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, mengaku telah mematenkan temuannya tersebut.

”Pada prinsipnya, dengan menghilangkan proses ekstraksi, produksi minyak nabati sebetulnya bisa dipercepat dan investasi yang diperlukan jauh lebih kecil,” katanya.

Sejak tahun 1997, hipotesa terkait percepatan produksi tersebut sudah mengganggu pikiran Thamrin. Dia lalu melakukan berbagai eksperimen.

Untuk menghilangkan proses pengolahan buah kelapa sawit menjadi CPO, ia menggunakan metode transesterifikasi dengan mereaksikan langsung bahan baku dan metanol. Metode ini dipercepat dengan menggunakan katalisator sehingga bisa langsung diperoleh produk utama biodiesel kadar 100 persen (B100) atau bahan bakar nabati murni.

Bahan baku yang dipakai Thamrin bukan CPO, melainkan buah kelapa sawit yang sudah dihaluskan. ”Saya menguji coba penghalusan buah kelapa sawit itu dengan cara di-blender,” tuturnya.

Buah kelapa sawit yang dihaluskan itu lalu direaksikan dengan metanol basa. ”Sumber basanya saya ambil dari bahan yang sangat murah untuk menekan biaya. Dari penelitian, ternyata abu tandan buah kelapa sawit kosong merupakan sumber basa yang bagus,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com