Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Insiden Penembakan Brimob

Kompas.com - 24/09/2010, 12:23 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com — Terkait insiden penembakan anggota Brimob Detasemen C Manokwari di Provinsi Papua Barat terhadap warga sipil setempat, Polda Papua mengumumkan sanksi disiplin bagi 11 polisi pemukul tersebut. Masing-masing dikenai kurungan 14 hingga 21 hari dan penundaan kenaikan pangkat.

Hal ini diumumkan Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Wachyono, Jumat (24/9/2010) di Jayapura, Provinsi Papua. Ia mengatakan, sidang disiplin dilakukan Senin lalu dengan dipimpin Komandan Detasemen C Brimob Manokwari.

Mengenai nama-nama ke-11 orang itu, ia mengatakan, rinciannya masih dipegang oleh Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Papua. Ia mengatakan, hal ini menjadi prioritas penanganan Polda Papua karena menjadi sorotan publik.

Ditandaskan, Wachyono mengatakan, sanksi disiplin ini terkait aksi penangkapan dan pengejaran Brimob terhadap warga.

"Kalau soal penembakan, itu sudah melalui prosedur," ucapnya. Seperti diberitakan, pada Rabu (15/9/2010) malam sekitar pukul 19.00 di Jalan Esau Sesa, daerah Sowi, dekat Markas Brimob Detasemen C Manokwari, terjadi tabrak lari yang melukai warga setempat.

Penabrak berlari ke permukiman yang sebagian besar dihuni anggota Brimob. Pada saat bersamaan, tiga anggota Brimob berpakaian preman berada di lokasi kecelakaan. Mereka berusaha menolong korban tabrak lari.

Namun, warga setempat malah mengira mereka adalah penabrak sehingga mengejarnya. Ketiga anggota Brimob juga berlari ke arah Markas Brimob Detasemen C dan menuju tempat tinggalnya.

Belasan warga yang berhasil mengejarnya malah menganiaya anggota Brimob ini. Hal ini membuat dua anggota Brimob terluka akibat dianiaya warga. Brigadir Dua Amin terluka di leher dan Brigadir Dua Ismail terluka akibat tertusuk anak panah di kaki.

Keduanya masih dirawat di RSUD Manokwari. Tak lama berselang, sekitar 10 anggota Brimob turun dari markasnya sambil membawa senjata api dan mengeluarkan serentetan tembakan.

Tembakan mengenai kaki salah seorang massa yang bernama Naftali Kwan (50). Korban kemudian mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Manokwari karena kehabisan darah.

Kamis pagi, seorang warga dekat Markas Brimob, Septinus Kwan (40), meninggal dengan luka memar dan istrinya, Antomina Kwan (25), terluka berada di tepi jurang Sowi. Kematian Septinus makin memicu emosi sekitar 100 sanak keluarga dan kerabatnya.

Antomina dirawat kritis di RSUD Manokwari. Kamis siang, massa mengamuk dan menguasai kota serta tidak memperbolehkan kendaraan melintas. Toko-toko, berbagai tempat usaha, serta perkantoran dan sekolah sempat memilih tidak beroperasi sementara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com