Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Air Isi Ulang Diperingatkan

Kompas.com - 24/08/2010, 22:49 WIB

SANGATA, KOMPAS.com - Dinkes Kabupaten Kutai Timur Kaltim mengeluarkan peringatan kepada para pengusaha air mineral isi ulang agar mengutamakan kualitas bukan sekedar mencari keuntungan.

"Terutama bagi pengusaha air isi ulang pada galon yang ada di depot-depot pengisian ulang di Kota Sangata," kata Kadinkes Kutai Timur dr Marten Luther, melalui Kasi Penyehatan Lingkungan Harsi di Sangata, Selasa (24/8/2010).

Pihaknya sudah mengirim surat dan mengimbau kepada pengusaha depot air yang ada di Kutim agar menjaga kualitas air minum isi ulang pada galon pelanggan.

"Ini demi kesehatan bersama baik pengusaha maupun konsumen. Pengusaha juga harus memberikan pelayanan terbaik agar tidak lari," katanya mengingatkan bahwa izin bisa saja dicabut jika dianggap melanggar ketentuan.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum telah dicantumkan, bahwa frekuensi pengujian sampel air minum yang siap dimasukan ke dalam galon atau wadah air sesuai kebutuhan dengan ketentuan parameter, untuk mikrologi dan fisika frekuensi pengujian masing-masing satu bulan sekali.

"Untuk kimia wajib dan kimia tambahan pengujian dilakukan sekali dalam kurun waktu enam bulan. Jadi ini semua harus dipatuhi," papar dia.

Kalau Permenkes RI Nomor 907/Menkes/VII/2002, pengujian mikrologi dilakukan sekali dalam kurun waktu tiga bulan. Tapi dengan Permenkes RI yang baru, pengujian air minum isi ulang dilakukan tiap bulan.

Dalam Permenkes RI yang lama, parameter yang digunakan,yakni mikrologi, fisika, kimia. Sedangkan Permenkes RI yang baru, ada tambahan parameter, yakni kimia tambahan.

"Sehubungan dengan amanah peraturan tentang persyaratan air minum isi ulang, maka tim Dinas Kesehatan kutai timur dalam waktu dekat ini turun lapangan melakukan monitoring ke titik-titik depot air isi ulang dalam Kota Sangatta," ujarnya.

Air di depot pengisian ulang bakal diambil tim untuk uji laboratorium. Dari hasil uji laboratorium tersebut diketahui apa air itu layak minum untuk kesehatan atau tidak.

"Kami akan mengambil tindakan kepada pengusaha yang nakal, terutama yang tdak mengutamakan mutu dan kualitas," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com