Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YPK: Pertamina Harus Tarik Tabung Gas

Kompas.com - 15/07/2010, 21:21 WIB

MATARAM, KOMPAS.com - Yayasan Perlindungan Konsumen Nusa Tenggara Barat meminta Pertamina Depo Ampenan untuk segera menarik dari pasaran tabung-tabung elpiji rusak atau tidak layak edar karena bisa membahayakan konsumen.

"Tabung elpiji tidak layak edar secara kasat mata perlu segera ditarik agar terhindar dari kemungkinan buruk, seperti yang terjadi di daerah lain," kata Ketua Yayasan Perlindungan Konsumen (YPK) Nusa Tenggara Barat (NTB) H.M. Saleh di Mataram, Kamis (15/7/2010).

Ia menilai, meskipun belum ada kasus meledaknya tabung elpiji di NTB, perlu segera melakukan upaya preventif. Apalagi temuan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB belum lama ini menunjukkan masih adanya tabung dalam kategori tidak layak edar.

Tabung-tabung tidak layak edar tersebut bahkan ada yang semestinya sudah masuk uji ulang pada 2007. Namun, anehnya Pertamina terkesan membiarkan peredaran tabung-tabung tersebut.

"Segera tarik tabung-tabung berbahaya itu, termasuk yang masih beredar di konsumen. Pertamina harus bertindak cepat. Jangan sampai ada korban, baru bertindak," katanya menegaskan.

Demikian halnya dengan Disperindag NTB, Saleh menegaskan agar tidak setengah hati memperingati, bahkan menindak pedagang yang menjual perlengkapan tabung tanpa spesifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).

Apalagi Disperindag mempunyai dasar hukum untuk menindak, yakni undang-undang yang mengatur peredaran produk ber-SNI.

Ia menilai di tingkat pemerintah antara Disperindag NTB dengan Pertamina masih belum ada ketegasan dalam pengawasan peredaran tabung maupun perlengkapan tabung.

Menurut dia, kedua lembaga ini semestinya segera memberikan aksi terhadap temuan mereka di lapangan. Sebab bukan tidak mungkin, selain faktor kualitas produk, penolakan terhadap konversi tabung bisa meluas karena masyarakat khawatir terhadap kemungkinan buruk.

"Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia NTB menolak konversi minyak tanah ke gas karena belum adanya jaminan, baik dari Disperindag maupun Pertamina. Hal itu saya maklumi karena mereka juga takut," ujar Saleh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com