Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cabai Oplosan Makin Banyak

Kompas.com - 15/07/2010, 04:28 WIB

Jakarta, Kompas - Seiring tingginya harga cabai, peredaran cabai oplosan makin banyak di pasar tradisional. Pedagang menarik pembeli dengan menjual cabai oplosan berupa campuran cabai rawit merah, hijau, dan cabai busuk. Sejauh ini belum ada langkah konkret memantau peredaran sayuran ini.

Selain di Pasar Kebayoran Lama, Kompas juga menemukan cabai oplosan di Pasar Santa, Jakarta Selatan. Pedagang terang-terangan menjual cabai oplosan tersebut karena alasan permintaan pembeli.

”Pembeli sendiri yang ingin agar dapat harga murah. Saya berinisiatif mencampur (cabai rawit merah, hijau, dan cabai busuk) agar mereka dapat membelinya,” tutur Aji, pedagang Pasar Santa, Rabu (14/7) di Jakarta.

Aji mengaku menjual cabai rawit merah-putih, istilah lain dari cabai oplosan, sejak kenaikan harga cabai. Meski sebagian busuk, pembeli menyukainya karena harganya lebih murah ketimbang tanpa campuran alias merah seluruhnya. Harga cabai oplosan di Pasar Santa mulai dari Rp 40.000 sampai Rp 50.000 per kg. Adapun harga cabai rawit merah bervariasi, mulai dari Rp 50.000 per kg sampai Rp 60.000 per kg.

”Selain untuk kebutuhan sendiri, sebagian pembeli cabai oplosan memakainya sebagai bahan cabai giling untuk dijual lagi,” kata Aji.

Darlin, pedagang bumbu gilingan di Pasar Santa, menuturkan, memakai bahan cabai oplosan sebagai bumbu gilingan. Namun, dia mengaku mencuci terlebih dahulu cabai yang busuk sampai bersih sehingga tidak membahayakan kesehatan.

”Cabai campuran (oplosan) giling itu saya jual Rp 50.000 per kg,” katanya. Dia masih memberi kelonggaran harga jika pembeli menawar sampai harga Rp 44.000 per kg. Penggilingan cabai rawit merah kualitas bagus hanya dilakukannya jika menerima pesanan pelanggan.

Baik Aji maupun Darlin mengaku memilih menjual cabai oplosan lantaran harga cabai yang terus naik. Bahkan, menurut keduanya, kenaikan harga cabai tersebut bisa berlangsung dalam hitungan hari saja.

”Saya tidak tahu mengapa harga cabai terus naik, padahal stok selalu ada. Asal berani beli, cabai selalu ada di Pasar Induk (Kramatjati, Jakarta Timur). Karena itu, saya ingin menawarkan harga miring,” kata Aji.

Sebelumnya, pengoplosan cabai juga dilakukan oleh Hadi (75), pedagang Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Sama halnya dengan penuturan Aji, pengoplosan cabai ini bertujuan untuk menarik pembeli. Menurut Hadi, tidak banyak orang yang mampu membeli cabai rawit merah kualitas bagus tanpa campuran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com