Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga-harga Membubung

Kompas.com - 13/07/2010, 04:41 WIB

Jakarta, Kompas - Kenaikan tarif dasar listrik atau TDL diberlakukan 1 Juli 2010, tetapi harga berbagai barang, termasuk barang kebutuhan pokok, terus meningkat dalam sebulan ini. Padahal, kenaikan TDL masih akan mendorong harga lebih tinggi lagi. Kondisi ini membuat beban rakyat yang sudah berat semakin berat.

Pantauan Kompas di sejumlah pasar tradisional di Jakarta, Senin (12/7), menunjukkan, harga telur naik sekitar 36 persen dari Rp 12.500 per kilogram (kg) menjadi Rp 17.000. Harga daging ayam ras juga naik dari Rp 20.000 untuk karkas berat 1,8 kg menjadi Rp 25.000.

Harga daging sapi tetap stabil tinggi Rp 60.000 per kg. Harga daging sapi ini lebih rendah dibandingkan dengan harga pantauan Kementerian Perdagangan per 7 Juli yang berkisar Rp 65.108 per kg. Harga daging sapi ini relatif tinggi meski harga sapi di tingkat peternak masih jatuh. Sejak enam bulan lalu, harga per ekor sapi peternak turun hingga Rp 2 juta dari harga semula Rp 8 juta-Rp 9 juta.

Harga beras juga melonjak. Beras kualitas medium setara IR-64 kualitas 3 mencapai Rp 5.500 per kilogram. Itu pun kualitas berasnya tidak begitu bagus, ada noda hitam. Kalau ingin mendapatkan beras lebih bagus, harganya mencapai Rp 6.000-Rp 7.000 per kg.

Harga sayur-sayuran juga naik, termasuk sayur untuk bumbu masak yang merupakan kebutuhan utama masyarakat yang tak tergantikan.

Harga cabai rawit merah bahkan menembus Rp 50.000 per kg dari sebulan lalu Rp 30.000. Harga cabai rawit hijau Rp 36.000 per kg. Harga bawang merah yang tadinya Rp 9.000 naik 77 persen menjadi Rp 15.000 per kg.

Kalaupun ada penurunan, hal itu terjadi pada harga tomat dari Rp 10.000 per kg menjadi Rp 6.000. Harga daging ayam lokal atau ayam kampung naik dari Rp 24.000 menjadi Rp 28.000-Rp 30.000 per kg.

Karyati, pedagang sayur asal Desa Rembul II, Kecamatan Randu Dongkal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, mengungkapkan, naiknya harga kebutuhan pokok membuat warga berhemat. ”Biasanya modal belanja Rp 600.000 per hari balik dan ada keuntungan,” katanya.

Sekarang sulit karena konsumen sedang berhemat. Konsumsi dikurangi dengan menekan biaya hidup sehari-hari, seperti uang belanja jatah makan. Selain karena dampak kenaikan harga barang, juga akibat prioritas pengeluaran untuk biaya sekolah.

Pendapatan tetap

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com