Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Cengkeh Masih Rp 40.000/Kg?

Kompas.com - 07/07/2010, 15:13 WIB

KENDARI, KOMPAS.com - Harga cengkeh di beberapa pasar tradsional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), masih pada kisaran Rp 40.000/kg, turun dibanding beberapa bulan lalu yang mencapai Rp 50.000/kg.      Pantauan di sejumlah pusat penjualan hasil bumi di Kendari, Rabu (7/7/2010), persediaan cengkeh di pasaran selama dua pekan terakhir tampak mulai ramai karena musim panen petani mulai tiba.      "Harga cengkeh diperkirakan akan  bergerak naik, karena permintaan konsumen dari pasar antarpulau kini mulai meningkat," kata Alin, pedagang pengumpul hasil bumi di pasar Sentral Wuawua.      Menurut Alin selama sebulan terakhir, cukup tinggi permintaan pasar antarapulau terutama dari Surabaya karena daerah itu merupakan tujuan utama penjualan hasil bumi yang dibeli ditingkat petani kemudian di bawah untuk dijual ke daerah itu.      Ia mengatakan, berkurangnya stok cengkeh di tingkat petani mengakibatkan pesanan dari sebuah perusahaan rokok di Pulau Jawa sulit dipenuhi. "Bulan Juli hingga Agustus 2010 ini kami akan mengirim cengkeh sebanyak 20 ton ke relasi saya, dan hingga saat ini baru yang bisa kami dapatkan sekitar lima ton," katanya.      Itu pun, lanjut dia, harus mencari ke tingkat desa lalu mengumpulkan cengkih milik petani dari Kecamatan Wawonii, Kabupaten Konawe dan Kecamatan Lasolo dan Asera Kabupaten Konawe Utara untuk kemudian di bawa ke Kendari.      Alin mengatakan, selain cengkeh yang merupakan andalan pembelian, juga beberapa komoditi perkebunan lain yang kini pasarannya mulai membaik seperti kopra, kakao dan lada namun terpauk antara Rp 2.000 per kg hingga mencapai Rp 2.500 per kg      Ia mencontohkan, harga kopra  mengalami kenaikan dari Rp 3.300 per kg pada pekan lalu menjadi Rp 3.900/kg dan lada  Rp 35.000/kg menjadi Rp 37.500/kg.  Kasubdin Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindag Sultra, H Sahibo mengatakan, selama sepekan terakhir ini, beberapa komoditi andalan di kota Kendari, diakuinuya sudah mulai membaik seiring dengan permintaan pasar dari luar daerah juga mulai ramai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com