Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suplai Melimpah, Harga Sapi Anjlok

Kompas.com - 31/05/2010, 11:43 WIB

BANTUL, KOMPAS - Derasnya suplai sapi di pasaran membuat harga sapi lokal di Bantul anjlok sekitar 20 persen. Suplai sapi berlebih, selain karena banyaknya sapi impor juga disebabkan desakan kebutuhan uang sekolah anak para peternak.

"Saat ini banyak beredar sapi impor dari Australia, meskipun di pasar-pasar dipenuhi sapi lokal yang dijual karena desakan kebutuhan sekolah," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Edy Suharyanto, Sabtu (29/5).

Di tingkat peternak, harga sapi bibit umur empat bulan jenis lokal yang biasanya dijual Rp 4 juta per ekor kini dijual Rp 3,25 juta per ekor. Sapi dewasa (pedaging) jenis lokal umur tiga tahun yang biasanya Rp 7 juta saat ini dijual Rp 5,5 juta per ekor.

Menurut Edy, untuk menstabilkan harga sapi, pemerintah sebaiknya menghentikan impor sapi. Impor sapi hendaknya dilakukan hanya untuk kepentingan pembibitan, bukan pengadaan daging. Hal tersebut karena pembibitan perlu jenis unggul.

Pemerintah juga tak perlu takut kekurangan sumber protein jika impor sapi dihentikan. Sebagai negara agraris dengan sumber daya alam melimpah, Indonesia punya berbagai bahan pangan lain yang mengandung protein.

Slamet Pujo Harjono, peternak sapi di Dusun Sulang Kidul, Desa Patalan, Jetis, Bantul, mengatakan, jika harga ternak jatuh seperti sekarang, sebaiknya para peternak menahan tidak menjual. Namun, hal itu sering kali sulit dipraktikkan jika peternak terdesak kebutuhan ekonomi.

"Peternak yang saat ini berkembang hanyalah skala kecil, yang jumlah ternaknya hanya 1-2 ekor saja. Bagi peternak, sapi-sapi tersebut menjadi tabungan jika suatu saat ada kebutuhan mendesak. Misalnya seperti sekarang ini, sapi dijual untuk kebutuhan masuk sekolah meski harus merugi," kataya.

Menurut dia, untuk menjadi peternak mapan, setidaknya harus memiliki lima ekor ternak. Jumlah lima ekor merupakan standar minimal jumlah ternak yang harus dimiliki, jika berharap bisa menjadikannya tumpuan ekonomi utama.

Faktanya rata-rata kepemilikan sapi saat ini baru satu ekor per keluarga. Jumlah itu tidak mungkin dijadikan sandaran utama kebutuhan ekonomi keluarga.

"Bila suatu saat butuh uang, sapi akan dijual. Lalu habislah jumlah ternak yang dimiliki peternak," katanya. (ENY)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com