Sejauh ini belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa. Namun, kerugian material diperkirakan miliaran rupiah. Besarnya kerugian disebabkan ratusan usaha pembuatan genteng dan usaha peternakan ikan air tawar di Trenggalek hancur. Banjir juga mengakibatkan sejumlah infrastruktur rusak.
Banjir paling parah terjadi di Kecamatan Gandusari, yang meliputi delapan desa. Ketinggian air di jalan mencapai 30 sentimeter sampai 1 meter. Sementara ketinggian air di dalam rumah hingga 1,5 meter.
Banjir mulai terjadi pada Minggu (23/5) pukul 23.30 akibat luapan air Sungai Kawing yang dipicu tingginya hujan. Daerah pertama yang dilanda banjir adalah Kecamatan Kampak. Air bah dari Kampak mengalir ke sejumlah kecamatan lain dan mencapai puncaknya pukul 02.30.
Yoso Mihardi, yang rumahnya di Desa Gandusari juga kebanjiran, mengatakan, di desanya hujan deras mulai terjadi hari Minggu pukul 19.00. Saat ia dan keluarga terlelap, tiba-tiba ia mendapat kabar dari rekannya bahwa daerah Kampak kebanjiran.
Hari Senin siang, banjir mulai surut di sebagian wilayah. Namun, di wilayah lainnya genangan air masih tinggi. Melihat
Dapur umum didirikan di tiga lokasi, yakni di Desa Gandusari dan Desa Karanganyar di Kecamatan Gandusari serta di Desa Wonocolo di Kecamatan Pogalan. Pemkab juga mengirimkan bantuan makanan berupa nasi bungkus kepada korban banjir di daerah yang sulit dijangkau.
Kepala Bagian Humas Pemkab Trenggalek Yoso Mihardi mengatakan, 19 desa yang terendam banjir tersebut tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Kampak, Gandusari, Pogalan, dan Durenan.
Sementara itu, banjir di Tulungagung terjadi di Kecamatan Kalidawir. Sedikitnya empat desa terkena banjir, yakni Desa Pagersari, Jabon, Tunggangsari, dan Pakishaji.