Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajaib! Yati Melahirkan Tanpa Hamil

Kompas.com - 14/05/2010, 12:01 WIB

KOMPAS.com — Aneh tapi nyata. Inilah yang menggemparkan warga Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Seorang janda, Suyati (37), warga setempat, tiba-tiba melahirkan sesosok bayi laki-laki yang diakui tanpa melalui proses kehamilan. Perempuan yang ditinggal mati suaminya satu setengah tahun lalu itu juga selama ini tidak tampak berbadan dua.

Namun, itulah kenyataannya. Buruh tani yang tinggal di rumah berlantai tanah ini melahirkan bayi pada malam hari dengan hanya dibantu ibunya, Suparmi (65). Bayi laki-laki yang diberi nama Muhammad Wahyu Cahyono itu merupakan anak ketiga janda bertubuh kurus ini.

“Saya kaget setelah Yati minta kerokan. Tiba-tiba saya masuk kamar, ada bayi di selangkangan kakinya. Tali pusarnya masih menempel. Tapi tak ada air ketuban dan hanya ada percikan darah sedikit,” kenang Suparmi, ibu kandung Suyati, saat ditemui pada Kamis (13/5/2010).

Keluarga dan para tetangga tidak habis pikir karena setelah melahirkan bayi laki-laki dengan berat 2,9 kilogram, Yati masih kelihatan trengginas.

Bayi "mukjizat " itu lahir melalui rahim Yati pada Jumat (7/5/2010) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Bayi ini lahir melengkapi dua anak pertamanya, yakni Noviliana (15) dan Priyo Pristiawan (12). Namun, mereka terpaksa tinggal bersama neneknya karena sang ayah lebih dulu meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.

Menurut pengakuan Suparmi, sebagaimana yang disampaikan Yati, anak perempuannya itu melahirkan melalui proses persalinan sekitar setengah jam. Prosesnya diawali dengan kontraksi pada perut hingga melahirkan bayi laki-laki. “Saya sebenarnya tidak mau cerita. Tapi ini saya alami. Saya juga heran. Mudah-mudahan saya mendapat berkah,” kata Yati.

Yati selama ini takut dikira mengada-ada atau dianggap sengaja menutupi kehamilan. Ia menegaskan bahwa bayi itu benar-benar dilahirkan dari rahimnya.

Yati menceritakan, saat tubuhnya selesai dikeroki, lambung kirinya tiba-tiba terjadi getaran kuat. Yati mengaku diserang kram dan terjadilah kontraksi. Dalam kondisi inilah Yati mengaku tiba-tiba perutnya melembung. Dengan pandangan tidak percaya, perut perempuan ini terus mengembang hingga persis seperti usia kandungan sembilan bulan. Karena tak kuat menahan sakit, Yati pun berteriak sekenanya. Suparmi yang menemani dua cucunya menonton televisi kembali masuk kamar Yati.

Rasa sakit pada perut dan lambung Yati tersebut terus dirasakan. Suparmi memutuskan meminta tolong para tetangga. Sekembalinya dari tetangga, Suparmi sontak kaget. Perempuan tua ini melihat bayi merah dengan tali pusar yang masih melekat tergolek lemah di bawah kaki Yati.

Para tetangga dan beberapa warga langsung ikut membantu. Mereka pun memanggilkan bidan desa, Ny Syamsiah. Oleh bidan ini, Yati dirawat dan diperlakukan sebagaimana orang yang habis melahirkan. Hal ini terlebih karena malam itu Yati tampak lemas dan hanya bisa berbaring. Dia seakan tidak percaya dengan apa yang dialaminya.

Suparmi kembali menambahkan bahwa anaknya itu selama ini tidak pernah telat datang bulan. Anaknya secara rutin mengalami siklus menstruasi. Pada Mei ini pun ia masih datang bulan. Bidan Syamsiah juga menegaskan bahwa, secara medis, tidak ada kehamilan tanpa melalui proses pembuahan (bertemunya sperma dan ovum).

Meski demikian, Syamsiah mengatakan bahwa dimungkinkan Yati mengalami post-date. Artinya, pada persalinan tersebut terjadi kelainan dalam masa kehamilan. “Kehamilannya melebihi waktu sembilan bulan lebih tujuh hari. Akibat yang ditimbulkan mengeringnya ketuban,” katanya. Ini sesuai pengakuan Yati bahwa saat melahirkan ia tidak mengeluarkan ketuban. (fai)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com