Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Anjlok, Peternak Tunda Penjualan Sapi Potong

Kompas.com - 07/05/2010, 14:59 WIB

GUNUNG KIDUL, KOMPAS - Peternak sapi potong di Gunung Kidul terpaksa menunda penjualan sapi potong menyusul anjloknya harga jual. Anjloknya harga Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per ekor yang disebabkan maraknya impor sapi dari Australia. Peternak tidak berdaya dan berharap harga segera pulih.

Anjloknya harga sapi potong lokal antara lain berdampak pada lesunya transaksi di Pasar Hewan Siyono, Kamis (6/5). Penurunan jumlah sapi yang diperjualbelikan sepekan sekali, ketika hari pasaran di Pasar Siyono, itu mencapai 30 persen.

Pedagang sapi, Paikin, memilih menyimpan mayoritas sapi yang telah digemukkan untuk dijual jelang Lebaran mendatang. "Biaya penggemukan sapi sangat besar, semoga harga bisa terdongkrak jelang Lebaran," ujar Paikin yang ditemui di Pasar Siyono.

Pembukaan impor sapi mengejar swasembada daging sapi pada 2014 menyebabkan penurunan permintaan sapi dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Beberapa jenis sapi impor pun mulai masuk ke pasaran di DIY. "Omzet pedagang sapi potong lokal turun 20-30 persen," kata petugas retribusi di Pasar Siyono, Taman.

Kepala Dinas Peternakan Gunung Kidul R Setiawan mengimbau, untuk mengurangi kerugian, peternak lebih baik fokus pada penjualan sapi bibit daripada menjual sapi potong. Harga sapi bibit cenderung masih normal, Rp 5 juta per ekor

Setiawan sudah melaporkan anjloknya harga sapi potong melalui surat resmi kepada Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta maupun pemerintah pusat. Hingga saat ini, Dinas Peternakan Gunung Kidul belum menerima jawaban terkait solusi bagi peternak.

Anjloknya harga dipastikan berdampak pada kesejahteraan warga Gunung Kidul karena mayoritas petani di Gunung Kidul juga peternak. Dari total populasi sapi di DIY 256.000 ekor, sebanyak 124.000 di antaranya berada di Gunung Kidul sehingga daerah itu berjuluk gudang ternak sapi.

Jual kotoran

Menurut Setiawan, peternak sapi harus mulai kreatif menemukan peluang baru, seperti penjualan kotoran sapi sebagai bahan pupuk organik. Kepala Produksi UD Karya Total Budiono, yang memproduksi pupuk organik hingga 70 ton per hari di Gunung Kidul, mengatakan sudah mulai menjalin kerja sama dengan kelompok peternak untuk pemenuhan bahan baku.

Bahan baku pupuk organik berupa kotoran sapi dibeli Rp 250 per kilogram dari peternak. (WKM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com