Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarjana Terbaik Dipaksa Jadi Tukang Sapu

Kompas.com - 28/04/2010, 21:51 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com - Jack Lord (31), lulusan terbaik dari Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fisip, Universitas Negeri Riau (UNRI) dengan indeks prestasi kumulatif 3,75, hanya dituggasi jadi jadi tukang sapu di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Riau.

Pemuda kelahiran Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, 6 Maret 1979, itu sudah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan golongan pangkat III/a. "Meski saya telah sarjana dan melakukan penyesuaian kepangkatan III/a, namun tugas keseharian saya masih menjadi petugas kebersihan di LPMP Riau," keluh Jack kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu (28/4/2010).

Jack, tentu saja, merasa diperlakukan diskriminatif. Dia menjelaskan, ketika lolos menjadi PNS tahun 2002, setahun kemudian dirinya dipaksa meneken surat pernyataan yang antara lain sanggup jadi sebagai tenaga kebersihan, pengelola asrama dan satuan pengamanan di instansi itu.

Selain itu, dalam surat pernyataan bermaterai Rp 6.000 itu juga diminta tidak akan menuntut penyesuaian ijazah yang diperolehnya di kemudian hari, dan bersedia mematuhi segala peraturan di instansi pendidikan itu.

"Saya dipaksa meneken semua pernyataan itu dengan ancaman Surat Kelulusan (SK) PNS saya tidak akan diberikan," katanya. 

Ia menambahkan, "SK penyesuaian saya telah ditandatangai oleh Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2007, namun surat itu tidak disampaikan kepada saya dan baru saya ketahui setahun kemudian. Kendati demikian tugas keseharian saya masih menjadi tenaga kebersihan."

Pihak LPMP Riau membantah tudingan pegawainya itu. "Ketika masuk memang dia (Jack) menandatangani surat pernyataan, namun bukan berarti kami tidak merespons keinginan beliau sesuai jenjang karir," kata Kepala LPMP Riau, Zainal Arifin.

"Namun masalahnya, Jack merupakan lulusan ilmu pemerintahan, sedangkan kualifikasi dengan jurusan itu tidak ada di LPMP sehingga dia kami tempatkan sebagai penanggung jawab penata ruang kelas dan ruang kuliah," katanya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com