Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cangkok Hati Pertama Berlangsung Sukses

Kompas.com - 25/04/2010, 03:52 WIB

SURABAYA, KOMPAS - Meski penyelesaian terlambat dari jadwal, pencangkokan hati pertama di Indonesia untuk Ramdan Aidil Saputra (3,5) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo, Surabaya, Sabtu (24/4), berlangsung sukses. Tim dokter akan memantau Ramdan dan pendonor—Ny Sulistyowati (43), ibu kandung Ramdan—dalam masa kritis yang diperkirakan hingga empat pekan.

Salah satu anggota tim dokter, Vicki Sumarki, mengatakan, tim butuh waktu lama untuk memutuskan bagian mana yang harus dipotong. Tim harus memastikan pemotongan secara tepat karena bagian itu akan dipakai lagi. ”Pada resipien (Ramdan), antara lain banyak kelenjar getah bening yang harus dibersihkan dan pembuluh yang terikat jaringan parut,” kata Vicki.

Getah bening dan jaringan itu muncul karena seluruh hati Ramdan rusak. Saat diangkat, seluruh bagian hati bocah asal Tulungagung, Jawa Timur, ini sudah berwarna coklat tua. Hati sehat biasanya berwarna merah seperti darah.

Tim dokter memotong 20 persen dari hati Sulistyowati, tepatnya di bagian dua dan tiga. Bagian itu dicangkokkan kepada Ramdan. ”Volume jaringan donor sama dengan volume rata-rata hati anak seusia Ramdan. Nanti akan berkembang sesuai pertumbuhan anak. Untuk donor sendiri, diperkirakan kembali normal dalam dua hingga tiga bulan ke depan,” ujar anggota tim lainnya, Purwadi.

Proses pencangkokan diakui terlambat dari jadwal. Awalnya, operasi diperkirakan selesai pukul 15.00. Namun, tim baru selesai melepaskan hati Ramdan dan memotong jaringan hati Sulistyowati setelah pukul 14.20. Pencangkokan baru dimulai pukul 16.10. ”Untuk memotong jaringan donor, butuh sekitar lima jam. Setelah jaringan yang akan didonorkan dipotong, dokter menutup luka, lalu membawa pendonor ke ICU. Adapun resipien baru bisa ditutup setelah proses pencangkokan selesai,” ujarnya.

Saat memindahkan jaringan donor ke tubuh Ramdan, tim mengkhawatirkan perkembangan racun di jaringan donor dan hipotermia di tubuh Ramdan. Racun mungkin berkembang karena sirkulasi berhenti sehingga tidak ada pengolahan di hati yang terpotong itu.

Sementara hipotermia atau penurunan suhu tubuh karena beberapa pembuluh darah Ramdan disumbat sementara waktu. Penyumbatan dilakukan sampai pembuluh disambungkan ke jaringan donor. ”Tim senang karena dua hal itu tak terjadi,” ucap Purwadi.

Biaya Rp 2 miliar

Selanjutnya, tim akan memantau Ramdan dan Sulistyowati di ICU. Masa kritis awal akan berlangsung hingga Minggu pagi ini. Masa kritis kedua diperkirakan hingga empat pekan ke depan.

Ketua Tim Transplantasi Sjamsul Arief mengatakan, operasi itu memang butuh biaya besar. Tim antara lain harus membeli kasur khusus seharga Rp 230 juta untuk menjaga suhu tubuh Ramdan. ”Kasur datang dua hari sebelum operasi,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com