Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Jadi Polisi? Jangan Perbesar Penis

Kompas.com - 23/04/2010, 13:11 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com  — Cita-cita seorang pria menjadi polisi bisa kandas gara-gara dirinya memperbesar alat kelamin. Hal ini banyak terjadi di Papua yang memiliki banyak rahasia tradisional untuk "membengkakkan" penis.

Kepala Polda Papua Irjen Bekto Suprapto, Jumat (23/4/2010) di Jayapura, Papua, menjelaskan, tindakan memperbesar penis yang kerap kali menjadi faktor pemupus harapan orang Papua menjadi polisi.

"Kalau ada pemuda minta referensi bupati untuk menjadi polisi, ditanya dulu apa alat kelaminnya diperbesar atau tidak. Kalau diperbesar, tidak bisa jadi anggota polisi maupun tentara," ucapnya tanpa merinci dampak pembesaran penis bagi kinerja/kesehatan aparat.

Ungkapan Kepala Polda Papua saat memaparkan kinerjanya dalam Rakerda Bupati/Wali Kota dan Musrenbang Se-Provinsi Papua yang dipimpin Gubernur Papua Barnabas Suebu ini disambut gelak tawa para pejabat pemda maupun pejabat polisi yang mengikuti kegiatan.

Bekto mengimbau agar anak-anak muda Papua jangan memperbesar alat kelaminnya kalau bercita-cita menjadi polisi/tentara. Pasalnya, kesempatan menjadi polisi/tentara sangat terbuka bagi orang asli Papua. Ia menjelaskan, dalam masa otonomi khusus Papua, pihaknya membuka perekrutan calon anggota Polri khusus orang asli Papua.

Periode tahun lalu, Polda Papua menerima 1.500 polisi hasil rekrutan asli Papua. Bahkan, Polda Papua pada periode ini telah menaikkan 69 polisi bintara ke perwira. Ia merinci 60 orang di antaranya adalah orang asli Papua.

Bekto mengatakan, perekrutan orang asli Papua dilakukan secara khusus dengan sedikit menurunkan tes psikologi (pengetahuan umum/intelegensi). "Tapi, yang tidak bisa ditawar adalah masalah kesehatan, seperti pembesaran penis, HIV/AIDS, penyakit gula, penyakit kelamin, dan beberapa penyakit lain," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com