Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Berlalu, Muncul "Pulau" Baru

Kompas.com - 16/04/2010, 08:16 WIB

SINGKIL, KOMPAS.com — Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter yang mengguncang Aceh pada Rabu pagi, 7 April 2010, memunculkan sejumlah fenomena alam. Kalau sebelumnya dilaporkan ada semburan lumpur berskala kecil di Singkil dan mengeringnya air sumur bor di Aceh Utara, kini tersiar kabar tak kalah menakjubkan, yaitu terbentuknya satu dataran baru di Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.

Informasi sementara menyebutkan, dasar laut di perairan Pulau Banyak (gugusan kepulauan di Aceh Singkil) yang tadinya sedalam 18 meter kini berubah secara signifikan menjadi 5 meter. Perubahan itu terjadi karena naiknya hamparan baru yang di lapisan atasnya berupa kerikil gunung dan lumpur.

Peristiwa itu diketahui pertama sekali oleh nelayan setempat bernama Rusalan (42), warga Desa Pulau Haloban, Kecamatan Pulau Banyak, yang hendak memancing, Selasa (13/4/2010) sore. Didasari rasa ingin tahu, pada Rabu pagi masyarakat berbondong-bondong melihat dataran baru itu. Lokasi itu sendiri berada sekitar 3 mil dari Pulau Haloban. “Setelah kami periksa dengan menyelam, benar telah muncul daratan. Bukan pendangkalan laut, ini sepertinya daratan,” kata Kepala Desa Haloban, Azwar.

Seorang warga bernama Anhar (40), dari Desa Asantola, Kecamatan Pulau Banyak, melakukan penyelaman di lokasi tersebut. Menurut kesaksian Anhar, permukaan dasar laut yang naik itu dipenuhi lumpur dan bebatuan berwarna hitam. Yang mengkhawatirkan, kata Anhar, terdapat titik semburan lumpur mirip lahar gunung berapi, tetapi tidak terasa panas. “Seperti air mendidih. Khawatir kami melihatnya,” kata Anhar.  

Informasi lain menyebutkan, puncak "pulau" tertinggi berada pada kedalaman sekitar 4 meter dari permukaan air laut. Luasnya sekitar 20 x 40 meter persegi membentuk kerucut seperti gunung. Buih air seperti air mendidih terus muncul kendati tidak mengubah warna air laut.

Seiring munculnya fenomena alam itu, ikan yang biasanya banyak terdapat di sekitar lokasi tersebut mendadak menghilang. “Dasar laut meninggi seperti gunung, luasnya tidak tahu. Namun, khusus puncaknya mencapai 20 x 40 meter persegi. Ikan mendadak hilang berganti dengan batu kerikil warna hitam,” kata seorang warga Pulau Banyak lainnya, Safrizal Tital. Lokasi munculnya daratan baru itu selama ini merupakan areal memancing nelayan.

Khawatir

Dampak naiknya tanah dari dasar laut sejauh ini belum memunculkan pengaruh lain di Pulau Haloban yang merupakan daratan terdekat dari lokasi dataran baru.  Fenomena langka ini, selain menghebohkan, juga membuat warga Pulau Banyak, terutama Pulau Haloban, merasa khawatir. Menurut informasi dari mulut ke mulut, warga Pulau Banyak yang mayoritas nelayan dengan menggunakan perahu berduyun-duyun menonton menyembulnya calon daratan baru itu.

Beberapa saat setelah gempa 7,2 skala Richter pada Rabu pagi, 7 April 2010, air laut di Pulau Banyak yang berpenduduk sekitar 7.000 jiwa itu sempat surut hingga menyeret beberapa perahu nelayan. Kemudian air kembali ke posisi normal, tetapi menyebabkan pasang dengan ketinggian setumit orang dewasa.

Luas Pulau Banyak mencapai 135 kilometer persegi atau 6,17 persen dari luas Kabupaten Aceh Singkil 2.187 km. Jumlah pulau yang masuk dalam gugusan Pulau Banyak pascagempa Nias tahun 2005 dilaporkan berkurang. Jarak dari Pulau Balai, ibu kota Kecamatan Pulau Banyak, ke Singkil sekitar 26 mil laut. (c39)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com