Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Peperangan Orang Aceh....

Kompas.com - 19/03/2010, 08:56 WIB

KOMPAS.com — Sebuah pesan pendek berbunyi, ”Tandzim Al Qoidah Indonesia Cabang Serambi Mekah telah bertahan untuk melanjutkan jihad terhadap musuh-musuh Allah: kaum Yahudi, Salibis, dan Murtadin serta meminta musuh-musuh Allah untuk segera meninggalkan tanah Serambi Mekah”.

Pesan lewat SMS itu dikirim Abu Yusuf dari Pegunungan Bun, Jalin, Kecamatan Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), kepada seseorang di Solo, Jawa Tengah, pada 27 Februari 2010. Abu Yusuf alias Mustaqim adalah lelaki asal Lampung yang memimpin pelatihan menembak dan membaca peta kelompok bersenjata itu. Dia disebut-sebut sebagai lulusan akademi militer Jemaah Islamiyah Hudaibiyah di Mindanao, Filipina.

Ancaman dari Abu Yusuf itu terbukti bukan gertak sambal. Sepanjang Kamis (4/3/2010), belasan kali ambulans milik Kepolisian Daerah (Polda) NAD bolak-balik Banda Aceh-Lamkabeu, Aceh Besar, untuk mengantar anggota polisi yang tertembak dalam pengejaran kelompok bersenjata yang dipimpin Abu Yusuf itu.

Hingga tengah malam, 11 anggota Satuan Brimob Polda NAD dirawat. Empat di antaranya harus menjalani operasi karena mengalami cedera serius. Kontak tembak itu juga menewaskan seorang warga sipil, dua anggota Brimob Polda NAD, dan seorang anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror.

Esoknya, Mabes Polri menyatakan, kelompok bersenjata itu sangat menguasai medan. Mayat tiga polisi yang tewas itu pun baru bisa diambil dua hari kemudian karena aparat tak berani mendekat ke lokasi kontak tembak.

Seorang anggota Brimob Polda NAD yang ikut dalam pengepungan itu sejak 22 Februari 2010 mengisahkan, pergerakan kelompok itu di pegunungan cukup sulit untuk diikuti. Mereka, katanya, sangat mengetahui seluk-beluk kawasan perbukitan itu dan mahir menggunakan senjata api.

Tajudin (35), mantan panglima pasukan elite Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Gajah Keng wilayah Aceh Besar, mengatakan, tanpa penguasaan medan, sulit mengejar kelompok bersenjata itu. "Tempat tertembaknya anggota Densus 88 dan Brimob seperti mangkuk. Waktu ditembak, mereka berada di dasar mangkuk itu, sedangkan kelompok bersenjata itu ada di atas. Tak perlu senjata api, orang yang berada di bawah bisa mati cukup dilempari batu dari atas," kata Tajudin yang belasan tahun bergerilya di wilayah itu.

Medan geografis di Aceh memang mendukung untuk peperangan gerilya. Kontur tanahnya berbukit, dinaungi hutan hujan tropis, dengan sungai-sungai yang mengalir di lembahnya, yang merupakan tempat berlindung yang sempurna.

Memanfaatkan medan itu, para pejuang Aceh bertahan menghadapi gempuran penjajah Belanda. Tradisi gerilya itu yang kemudian diteruskan Darul Islam (DI) hingga gerakan Aceh Merdeka (AM) dan terakhir oleh GAM.

Romantisisme sejarah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com