Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbok Misinem, Potret Kemiskinan yang Lengkap

Kompas.com - 15/03/2010, 07:42 WIB

KOMPAS.com — Banyak orang bercita-cita bahagia di hari tua. Namun, tidak semua cita-cita dan kehendak itu terkabul. Demikian yang terjadi pada Mbok Misinem.

Kini, lengkap sudah penderitaan hidup Mbok Misinem. Setelah hidup dibekap kemiskinan dan anak semata wayangnya tak berbakti, ia pun pasrah menunggu ajal. Ia sendiri mengaku takut jika dibawa ke dokter.

Pada usia senja, Misinem (68), warga RT 29/RW 09 Dusun Cangkring, Desa Bajulan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, hidup mengenaskan. Selain hidup sebatang kara, perempuan ini ditinggal anak semata wayangnya. Misinem yang juga seorang janda digerogoti kanker perut sejak 20 tahun terakhir. Tumor yang tak pernah tersentuh bantuan sosial dan medis itu kini mengakibatkan perutnya semakin membesar melebihi perut perempuan hamil tua.

Perempuan renta ini hanya dapat terbaring di amben tua di rumahnya yang tak terawat. Untuk makan dan minum, Misinem hanya mengandalkan belas kasihan dari orang atau tetangga dekatnya yang memiliki rasa iba terhadapnya. Mbok Misinem menjelaskan bahwa dia memang sengaja tak mau dibawa berobat.

Mantan mandor tebu era tahun 1970-an ini mengaku takut dioperasi setelah dibawa ke rumah sakit. Padahal, selain membuat perut membesar, tumor itu menyebabkan tubuh korban kurus kering dan tak dapat berjalan. Untuk sekadar memiringkan badan pun ia mengaku berat.

“Saya sudah sakit sejak tahun 1980-an. Jadi, daripada dioperasi, saya memilih menunggu mati di atas pembaringan ini saja,” terangnya dalam dialek Jawa halus.

Pilihan Misinem tampaknya telah bulat. Sudah beberapa kali para tetangga membujuknya untuk dibawa ke dokter. Namun, sia-sia, Si Mbok teguh pada pendiriannya.

Ny Sariyem (56), salah satu tetangga yang biasa memberi makan Mbok Misinem, mengungkapkan bahwa perempuan tua itu awalnya hanya merasakan nyeri dan sakit di perut. Selanjutnya, perutnya semakin membesar. Ia membenarkan bahwa warga sering membujuk Mbok Misinem untuk membawanya ke rumah sakit. Akan tetapi, usaha itu selalu mengalami kegagalan.

“Kami sudah membujuknya untuk dirawat di rumah sakit atau bahkan dioperasi. Tetapi, dia malah ketakutan. Kami dan warga sekitar tak habis-habisnya membujuknya. Hasilnya tetap sama, nihil,” ucap Ny Sariyem.

Ny Sariyem menjelaskan, nenek itu kini pasrah dengan kondisi yang diderita. “Telentang dia bisa, tetapi katanya sakit dan berat,” ucapnya. Ny Sariyem mengungkapkan bahwa janda tua ini sebenarnya memiliki seorang anak. namun, si anak tak memedulikan kondisi dan kesehatan sang ibu. Sekadar menjenguk pun tidak dilakukan. “Anaknya jarang ke sini. Jadi, kami yang dekat sering merawat dan membantu serta mendengarkan keluhannya, termasuk makan, minum, dan kebutuhan lain yang dibutuhkan Mbok Misinem,” ungkapnya.

Kepala Desa Bajulan Yakub membenarkan bahwa warganya itu menderita kanker perut sejak lama. Menurutnya, karena korban tidak mau dibawa berobat, pihaknya tak dapat berbuat banyak. “Sampai sekarang kami sendiri belum mengetahui persis jenis kanker yang ada di perutnya hingga semakin membesar dan membuncit seperti itu. Kami juga sudah membuat laporan ke atasan. Penderitaannya sudah dialami sebelum saya menjabat kades. Namun hingga kini, Mbok Misinem masih di rumahnya dengan kondisi seadanya,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com