SEMARANG, KOMPAS
”Serangan tikus tahun ini lebih gila-gilaan. Dalam semalam bisa habis 1-2 hektar tanaman padi,” kata Marwoto (50), petani di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Jumat (5/2), yang setengah hektar tanaman padinya habis dimakan tikus sehingga terpaksa menyulam ulang tanaman padinya.
Akibat serangan tikus, 106 hektar tanaman padi dan puluhan hektar palawija di Kabupaten Purbalingga rusak. Sejumlah petani jagung terpaksa panen lebih awal. Tahun lalu, lahan yang diserang tikus hanya 70 hektar. Serangan hama tikus juga menyebabkan tanaman padi seluas 27 hektar di Kecamatan Ambarawa dan Susukan, Kabupaten Semarang, puso. Tanaman padi seluas 568 hektar di sekitarnya terancam serangan tikus.
Di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, hingga hari Jumat paling tidak sekitar 10 hektar tanaman padi warga ludes. Sejak dua pekan lalu warga memburu tikus, tetapi serangan hama ini tidak juga berhenti.
”Padi saya ludes. Hanya tinggal padi yang ditanam di pinggir sawah. Kalau bisa panen satu perempat bagian dari lahan 5.000 meter persegi, ini sudah bagus,” kata Muhsoni (40), petani Desa Ketapang.
Susanto (38), petani di Desa Kupang, Kecamatan Ambarawa, mengaku kehilangan setidaknya 1,5 ton gabah kering panen akibat serangan tikus. Menurut dia, serangan tikus tahun ini sangat parah. Penyebabnya, eceng gondok makin tersebar hingga ke tepi waduk alami Rawa Pening. Tikus kerap bersarang di rimbunan gulma air itu. Padahal, jarak sawahnya hanya 1 kilometer dari tepi waduk.
Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Semarang Fadjar Eko di Ungaran mengatakan, selain faktor eceng gondok, serangan tikus disebabkan para petani kurang serentak memulai masa tanam sehingga tikus selalu bisa mendapatkan makanan dan berkembang pesat.
”Kami mencoba mengendalikan populasi dengan memberikan rodentisida kepada petani untuk meracuni tikus,” kata Kepala Seksi Organisme Pengganggu Tanaman dan Pengelolaan Lahan dan Air Edy Jatmiko.
Di Purbalingga, Kepala Pengamat Hama pada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Tengah untuk Wilayah Purbalingga Katiran mengatakan, meluasnya serangan hama tikus disebabkan oleh tingginya curah hujan awal tahun ini. Selain itu, punahnya musuh alami tikus, terutama ular dan elang, membuat perkembangbiakan tikus tidak terganggu. Di Purbalingga, serangan hama tikus paling parah terjadi di Kecamatan Kalimanah, Padamara, Kemangkon, dan Bukateja.