SURABAYA, KOMPAS.com - Kelompok demonstran tandingan yang menamakan diri Laskar Cinta SBY atau LCS tak jadi turun dalam aksi unjuk rasa memeringati 100 hari pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (28/1) di Surabaya. Meski beberapa warga sempat ditawari uang sebesar Rp 50.000 per orang, tapi tak ada warga yang berminat.
Berdasarkan informasi dari intelejen Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Surabaya, para warga seperti tukang becak dan pemulung sempat ditawari untuk mengikuti aksi unjuk rasa tandingan. Tapi mereka tak bersedia menerima tawaran tersebut. Bahkan, uang lelah sempat dinaikkan dari Rp 50.000 per orang hingga Rp 100.000 per orang tapi tak ada warga yang mau menerima.
Sementara itu, Ketua Umum LCS Hartoyo saat bertandang ke Gedung DPRD Jatim menyatakan hal lain. LCS tak jadi menggelar unjuk rasa karena pihak Kepolisian tak mengizinkan mereka. "Kami tak diizinkan karena dikhawatirkan akan terjadi bentrokan dengan kelompok lain," ucapnya.
Aksi demonstrasi 100 hari pemerintahan SBY di yang berpusat di Gedung Grahadi Surabaya dimulai sekitar pukul 10.30. Tepat pukul 14.00, para peserta aksi demonstrasi membubarkan diri dengan tenang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.