Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akar Masalah Diskotek JJ harus Dirunut

Kompas.com - 14/01/2010, 20:56 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Delapan pelajar setingkat SMA yang tertangkap tangan dalam razia Rabu (13/1/2010) malam, di Jogja-Jogja (JJ) Diskotek, Jalan Magelang, adalah catatan bagi semua pihak. Itu bukan hal mengagetkan, tapi yang jelas ada setumpuk masalah serius di Yogyakarta saat ini, menanti dirampungkan. Hal itu disampaikan pengamat pendidikan yang juga guru SMA Kolese de Britto ST Kartono, Kamis.

Seperti diketahui, delapan siswi datang dalam pesta hip-hop untuk pelajar di JJ. Acara itu dikritik karena sesuai aturan, diskotek dilarang membuat acara bagi di bawah usia 17 tahun. Acara seperti itu, ternyata agenda rutin mingguan di JJ. Ditambah pihak pengelola tak bisa menunjukkan izin usaha, diskotek itu pun langsung ditutup untuk sementara.

Delapan siswi itu ARH, HNI, HIS, DSI, WND, KSM, KHN, dan TIA. Mereka bersekolah di SMA di Bantul dan Kota Yogyakarta. Saat digerebeg oleh tim gabungan Komisi A dan D DPRD kota Yogyakarta, Dinas Ketertiban (Dintib) dan Poltabes Yogyakarta, mereka hanya mengenakan pakaian ketat dan celana mini.

Kartono berpendapat, kejadian ini tak membuatnya terkejut. "Yah, inilah kenyataan. Banyak hal mesti dirunut untuk memetakan akar masalahnya, apakah mereka tertekan di rumah atau sekolah, atau kena pengaruh teman. Namun perlu juga dipertanyakan mengapa diskotek itu tak pernah disentuh razia selama buka?" katanya.

Koordinator Lapangan Dintib Sujarwo menyatakan bahwa kejadian ini mesti menjadi catatan bagi para orang tua, dan sekolah. "Karena, yang mengejutkan saya adalah, para pelajar putri biasanya berpakaian sopan saat di rumah dan sekolah," kata Sujarwo.

Kartono melanjutkan, beban berat semakin ada di pundak sekolah dan rumah. Namun ia mengkritik mengapa tak ada tindakan tegas seperti razia itu. "Kalau razia, jangan hanya insidentil dong," katanya.

Larangan pengunjung berusia 17 tahun ke bawah ke diskotek sudah ada, yakni Perda no 4 tahun 2002 tentang izin rekreasi hiburan umum, namun tak diikuti dengan praktik lapangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com