Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkin Ada Kapal Besar di Dasar Bengawan Solo

Kompas.com - 30/10/2009, 10:59 WIB

NGAWI, KOMPAS.com — Suparlan (50) dan Sukiran (27), yang merupakan ayah dan anak warga Dusun Planggarem, Desa Planglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menemukan sebuah jangkar lengkap dengan rantai kuno yang diduga merupakan benda bersejarah peninggalan zaman Belanda.

Suparlan mengatakan, jangkar berikut rantai yang memiliki panjang 19 meter tersebut pertama kali ditemukan saat sedang mengeruk pasir di dasar Bengawan Solo pada Agustus lalu, sedalam dua meter.

"Jangkar itu menancap di dasar sungai. Setelah diangkut, ternyata jangkar tersebut terikat dengan rantai besar. Setelah dilakukan pengerukan ke dasar sungai, ternyata rantai tersebut juga terikat pada sebuah benda besar menyerupai meja. Secara pasti kami belum tahu itu benda apa. Namun, kami menduganya adalah kapal," ujar Suparlan.

Menurut dia, karena benda yang terikat pada rantai tersebut cukup besar, pihaknya mengalami kesulitan untuk mengangatnya ke permukaan air.

Suparlan dan Sukiran mengaku, pengangkatan jangkar dengan berat sekitar 50 kilogram tersebut memakan waktu sekitar satu bulan.

Jangkar dan rantai tersebut diangkat dengan bantuan enam pemuda desa, dan juga menggunakan dua derek berkekuatan 10 kilogram.

Setelah sebulan dilakukan pengerukan dan penyedotan pasir dengan menggunakan mesin diesel dan katrol, akhirnya rantai pengait patah. Maka, pencarian dengan dugaan kuat menemukan kapal bersejarah pun diakhiri.

"Saat rantai pengait terlepas dari benda yang diduga kapal tersebut, sempat timbul hentakan yang terasa seperti gempa kecil. Warga desa sekitar sempat panik akibat guncangan kecil tersebut. Takut terjadi apa-apa, makanya pencarian dihentikan," terang Suparlan.

Selain menemukan jangkar dan rantai, Suparlan juga menemukan satu sendok yang terbuat dari kuningan dan satu keping kuningan yang diduga tutup arloji, berlogo kuda dengan tulisan Alpine dan angka 3446 di sekitar lokasi penemuan.

Kini benda-benda yang diduga bersejarah tersebut untuk sementara hanya ia simpan. Sesekali banyak warga desa sekitar yang berkunjung untuk melihat benda temuannya. Suparlan mengaku sudah ada dua orang dari luar kota yang menawar benda temuannya itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com