Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Pedagang Pasar Babat Unjuk Rasa

Kompas.com - 07/10/2009, 18:42 WIB

LAMONGAN, KOMPAS.com - Ratusan pedagang Babat Lamongan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pedagang Pasar Babat atau FKPPB, Rabu (7/10) sekitar pukul 11.00 berunjuk rasa di depan Kantor Pasar Babat. Mereka sempat menutup paksa Kantor Pemasaran Pasar Babat dan adu mulut dengan petugas kantor pemasaran.

Dalam unjuk rasa ini pedagang menuntut agar rencana pembangunan pasar tradisional menjadi pasar modern tidak menambah beban pedagang. Pedagang berharap ada keringanan uang muka stan atau bidak Pasar Modern Babat yang akan segera dibangun Pemerintah Kabupaten Lamongan.

Saat ini pedagang yang ingin memiliki stan dikenai biaya uang muka toko sebesar 30 persen dari harga stan Rp 10 juta per meter. Hal itu dirasa memberatkan pedagang.

Koordinator Aksi, Abdul Kholik, penutupan paksa kantor pemasaran Pasar Modern Babat dilakukan hingga ada kesepakatan antara pedagang dengan Bupati Lamongan. Usai menutup kantor pemasaran pengunjuk rasa melanjutkan aksinya hingga mengganggu jalur lalu lintas Lamongan-Bojonegoro.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lamongan menjadwalkan pembangunan Pasar Agrobis di Desa Plaosan dan Pasar Modern di Kelurahan Babat, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan dijadwalkan tuntas akhir 2009. Kepala Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Lamongan Mursyid menyatakan total investasi dua pasar itu Rp 65,385 miliar dengan rincian Rp 21,885 miliar untuk pembangunan dan renovasi Pasar Agribis Babat serta Rp 43,5 miliar untuk pembangunan Pasar Modern Babat.

Pembangunan dua pasar tersebut didasari posisi strategis Kecamatan Babat yang menjadi persimpangan Kabupaten Jombang, Bojonegoro, Tuban dan Lamongan. Total kapasitas kedua pasar tersebut mencapai 2.632 stan. Yakni 1.193 stan di Pasar Agrobis dan 1.439 stan di Pasar Babat Modern.

Kondisi Pasar Babat yang sekarang dinilai sudah tidak representatif untuk pedagang. "Dengan luas lahan 20.127 meter persegi, saat ini dihuni hampir 2.000 pedagang idealnya hanya untuk 925 pedagang," kata Mursyid.

Dia menjelaskan sesuai dengan SK Bupati nomor 188/252/kep/413.013/2008 tentang penetapan lokasi perdagangan pada pasar umum di Kecamatan Babat, Pasar Babat Modern nantinya hanya akan diperuntukkan bagi pedagang kering seperti pakaian, kelontong, perhiasan, mebeler, alat rumah tangga dan elektronik. "Pasar Agrobis diperuntukkan bagi pedagang bahan basah seperti palawija, sayur mayur, buah-buahan, ikan dan sembako serta daging," katanya.

Sesuai dengan hasil sosialisasi tentang pembangunan Pasar Agrobis dan Pasar Babat Modern Babat telah dilakukan empat kali pertemuan bersama Persatuan Pedagang Pasar Babat (P3B) dan perwakilan pedagang. Pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan, dian taranya harga stan Pasar Agrobis khusus untuk pedagang lama jenis toko Rp 5,25 juta per meter persegi (m2), jenis kios Rp 4 juta per m2 dan los seharga Rp 3 juta per m2.

"Harga stan di Pasar Babat Modern menunggu hasil pengukuran dan kepastian luas lahan. Jumlah pedagang lama yang memiliki buku bukti hak penggunaan stan di Pasar Babat sebanyak 925 orang terdiri dari 424 Pasar Agrobis dan 501 pedagang Pasar Babat Modern," ujar Mursyid.

Setelah investor pembangunan pasar itu, PT Karsa Bayu Bangun Perkasa diminta menyelesaikan pembangunan Pasar Agrobis pada akhir tahun 2009 akan digunakan untuk menampung pedagang bahan basah di Pasar Babat lama. Pasar Babat lama akan dibangun menjadi Pasar Babat Modern.

Bangunan Pasar Agrobis itu berdiri di sebidang tanah seluas sekitar 30.000 m2 sedang Pasar Babat Modern terletak di Kelurahan Babat Babat berdiri diatas lahan seluas sekitar 23.620 meter persegi. Pasar Agrobis Babat akan dilengkapi pujasera, kios cenderamata, masjid dan arena bongkar muat. Pasar Babat Modern dilengkapi ruko, toko, los, masjid, selasar, area parkir dan area bongkar muat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com