Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Khas Kaltim akan Serius Dikembangkan

Kompas.com - 02/10/2009, 16:59 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur jadi ingin mengembangkan industri batik bermotif khas. Itu untuk mendukung pelestarian batik yang diakui sebagai warisan budaya oleh dunia. Dukungan yang telah dilaksanakan ialah mewajibkan pegawai negeri sipil memakai batik setiap Kamis.

Sekretaris Provinsi Kaltim Irianto Lambrie mengatakan itu di Kota Samarinda, Jumat (2/10). "Namun, harus diakui bahwa industri batik bermotif khas Kaltim kurang berkembang biarpun belum bisa dipastikan penyebabnya. Untuk itu, perajin batik harus terus dibina," katanya.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kaltim Yadi Sabianoor mengatakan, ada empat pengusaha yang bertahan mengembangkan industri batik tulis. Tiga ada di Samarinda yakni Fitriah, Alaydrus, dan Mitaka. Satu ada di Balikpapan yakni Shaho.

"Pekerjanya tidak banyak. Mungkin maksimal 30 orang," kata Yadi. Industri kurang berkembang mungkin akibat batik khas Kaltim kurang disenangi. Mungkin motifnya kurang menarik. Mungkin juga bahannya kalah berkualitas dengan buatan luar Kalimantan. Bisa jadi juga konsumen di Kaltim terlanjur percaya bahwa batik yang bagus cuma berasal dari Jawa.

Motif-motif batik Kaltim yang lazim dijumpai biasanya terinspirasi dari tumbuhan, binatang, dan manusia. Ukir-ukiran, bentuk dedaunan, liukan akar, kantong semar, burung enggang, macan, naga, manusia, bahkan dewa-dewa ialah contoh gambaran bagi inspirasi pembuatan motif.

Di sisi lainnya, menurut Yadi, mungkin sebaiknya industri batik di Kaltim tidak diarahkan berkembang menjadi massal. Artinya, yang berkembang ialah pengusahanya atau pembuat desain batiknya bukan tenaga kerjanya. Batik di Kaltim bisa diarahkan sebagai industri kreatif yang produknya dibuat di Jawa, tempat yang masih menjadi sentra utama batik.

"Kalau itu efisien, batik khususnya yang tulis menjadi lebih murah, terjangkau, dan akhirnya diterima masyarakat," kata Yadi.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com