Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajaib! Kawat di Perut Noorsyaidah Tersisa Tiga

Kompas.com - 27/09/2009, 06:39 WIB

KOMPAS.com - MASIH ingat dengan Noorsyaidah?  Perempuan yang berdomisili di Sangatta, Kutai Timur, yang di perutnya keluar puluhan kawat ini memang lama tak terdengar beritanya. Ternyata, selama 5 bulan Noor berangkat ke Jakarta untuk belajar agama pada Mamah Dedeh, ustadzah dan penceramah kondang.

Setelah belajar selama 5 bulan, kini Noor kembali ke Sangatta. Terjadi perbaikan yang cukup ajaib pada penyakitnya yang fenomenal. Saat awal keberangkatan dulu, 47 kawat keluar dari perutnya, kini tinggal 3 kawat. Sedangkan berdasarkan hasil rontgent terbaru, di dalam perutnya kini masih tertinggal 10 kawat.

"Alhamdulillah, banyak perkembangan selama di Jakarta," katanya. Salah satu yang menonjol, setiap kali ikut Mamah Dedeh mengisi pengajian dan didoakan jamaah, satu kawat terlepas dari perutnya. "Biasanya Mamah memang memperkenalkan saya pada jamaah, kemudian jamaah mendoakan kesembuhan saya," katanya.

Selain didoakan jamaah pengajian, ia juga rutin mengikuti terapi penyembuhan zikir pada seorang dai yang disebutkannya bernama Ustadz Ihsan. "Setelah dzikir biasanya ada kawat yang lepas," katanya.

Noor begitu bahagia di Jakarta. Hari-hari yang panjang dilewatinya dengan penuh makna. Terlebih ketika Mamah mengajaknya mengisi pengajian di kampung-kampung. Ia pun banyak bertemu dengan para ibu yang histeris, bahkan memeluknya sampai menangis. "Mereka heran, walaupun saya sakit, tapi masih bisa tertawa ngakak," katanya.

Bahkan beberapa kali anggota jamaah pengajian menjadi tercerahkan dengan ketegaran dan kesabaran Noor. Terutama mereka yang mendapat ujian kesulitan, terutama kesehatan. "Jangan pernah merasa sebagai orang paling menderita di dunia. Maka kita akan menjalani hidup dengan lebih kuat," katanya.

Saat-saat di Jakarta begitu bermakna. Namun ia tak bisa melupakan amanahnya sebagai ketua majelis taklim di lingkungannya dan sebagai guru di Play Group Noorul Iman. "Saya berulangkali meminta pulang, namun Mamah berulangkali menolak. Bahkan Mamah meminta saya tinggal di Jakarta," katanya.

Namun karena pengajian sempat vakum, dan play group tidak maksimal, maka ia memutuskan untuk kembali ke Sangatta. "Kalau ada rezeki, insya Allah saya kembali ke Jakarta nanti," katanya.

Kepada Noor, Mamah mengatakan, bahwa apa yang dideritanya adalah ujian Allah. Dan kawat yang tersisa menjadi sarana mengingat kebesaran Allah. "Bila rasa sakit muncul, saya biasanya berwudhu, shalat dua rakaat, lalu mengaji. Tapi bila masih sakit, saya pun berdoa, ya Allah berilah kenikmatan di balik rasa sakit ini," katanya.

Kenikmatan itulah yang Noor rasakan bulan Ramadhan lalu. "Biasanya ada saja puasa saya batal karena menahan sakit. Tapi Alhamdulillah Ramadhan tahun ini lancar," katanya. Ia pun bisa berpuasa, bertahajud, membaca Al Quran, membagikan sembako, melaksanakan pengajian, mengurus play group, dan aktifitas lain," katanya.

Kepada masyarakat luas, Noor menyampaikan permohonan maaf lahir dan bathin. Ia pun mengajak masyarakat menyadari betapa besarnya nikmat Ilahi pada kehidupan manusia.

Ia juga bersikukuh untuk tetap menjalankan pengobatan medis dan syar'i, serta menolak terapi bernuansa syirik,mistik, dan perdukunan. "Kalaupun saya harus kembali pada Allah, biarlah saya kembali dalam keadaan seperti ini. Saya tidak ingin menghadap Allah dalam keadaan syirik," katanya. (Kholish Chered)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com