Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Gentong dan Nagreg di Selatan

Kompas.com - 12/09/2009, 10:26 WIB

Oleh Adhitya Ramadhan dan Didit Putra Erlangga

Saat arus mudik Lebaran, jalur utama selatan Jawa Barat-Jawa Tengah yang melintasi Garut-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar tak pernah sepadat jalur di pantai utara (pantura) Jawa. Dengan keberadaannya yang relatif lebih sepi itu, jalur selatan menjadi alternatif menarik bagi pemudik yang hendak menuju Cilacap, Banyumas, Yogyakarta, atau Jawa Timur untuk menghindari kepadatan pantura.

Bagi pemudik setia jalur selatan, karakteristik jalan ibarat sudah hafal di luar kepala. Selain lebih sempit ketimbang pantura, jalur selatan juga penuh kelokan dan tanjakan-turunan. Sangat berbeda dengan rute pantura yang bisa dibilang lurus-lurus saja.

Salah satu ruas di jalur selatan yang layak diwaspadai pemudik tak lain adalah dari jalan menanjak di Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, hingga tanjakan Gentong di Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya. Kedua kawasan ini rentan kecelakaan. Tidak sedikit yang mengalami musibah saat melintas di situ meski bukan di tengah arus mudik, baik disebabkan rem blong, sopir mengantuk, maupun penyebab lain.

Kewaspadaan pengemudi jalur selatan menjadi keharusan karena jalan di perbatasan Garut dan Tasikmalaya penuh dengan tingkungan tajam. Dari arah barat, pemudik akan menghadapi tanjakan tinggi yang bertahan hingga pos polisi di Kecamatan Kadipaten. Setelah itu, jalan juga terus menurun dengan banyak tikungan tajam sepanjang sekitar 2 kilometer hingga Rumah Makan Gentong.

"Akan ada petugas yang kami tempatkan di Gentong karena daerah tersebut rawan kecelakaan," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Tasikmalaya Ajun Komisaris Besar Aris Syarif Hidayat. Pemudik yang mudik pada malam hari, kata Aris, harus ekstra hati-hati di jalan ini. Sebab, bila pengemudi mengantuk, ada risiko "terjun bebas" ke jurang yang berada tepat di salah satu sisi jalan.

Beruntung, sudah ada perbaikan di tanjakan Gentong, khususnya terkait penerangan jalan. Tahun 2008, jalur ini minim penerangan. Karena itu, pemudik yang jarang melintas di Gentong harus ekstra hati-hati jika lewat pada malam hari. Namun, kini sudah terpasang lampu penerangan. Meskipun tidak seterang lampu merkuri, lampu yang mengandalkan energi sinar matahari itu cukup membantu penerangan. Nagreg yang "istimewa"

Waspada di Gentong selayaknya waspada pula di Nagreg. Jalur rawan ini berada di kawasan selepas Gerbang Tol Cileunyi hingga Kecamatan Cicalengka, lalu masuk Kecamatan Nagreg, dan berakhir di perbatasan Kabupaten Garut.

Jalur ini "istimewa." Pasalnya, setiap tahun selalu menjadi sorotan nasional akibat kemacetan luar biasa kendaraan pemudik. Untuk tahun 2008 saja, terdapat sekitar 1,2 juta kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, yang melintasi Nagreg.

Wilayah Nagreg ibarat "dari sononya" akrab dengan kemacetan. Ini erat kaitannya dengan keberadaan lintasan kereta api di seberang Markas Kepolisian Sektor Nagreg dan Jalancagak yang memisahkan pemudik menuju Garut dengan pemudik bertujuan Tasikmalaya. Di dua titik itulah, konsentrasi kendaraan tertumpuk bak leher botol yang menyempit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com