Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Pamayang Sari Batal Melaut

Kompas.com - 02/09/2009, 22:18 WIB

TASIKMALAYA, KOMPAS.com- Menyusul gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter yang berpusat di sebelah Barat Daya Tasikmalaya, Senin (2/9), nelayan di pesisir selatan Jawa Barat diimbau untuk tidak melaut dalam dua hari ke depan sambil memantau informasi dan perkembangan di lapangan.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Ciamis Jeje Wiradinata, mengatakan, akibat gempa banyak nelayan yang mengungsi sementara ke rumah saudaranya yang agak jauh dari pantai. Mereka khawatir terjadi tsunami dan gempa susulan.

Sementara itu, nelayan di Pamayangsari, Kabupaten Tasikmalaya akhirnya batal melaut, karena gempa terjadi pukul 15.55, atau beberapa saat sebelum mereka berangkat melaut pukul 16.00-17.00.

Ketua HNSI Kabupaten Tasikmalaya Dedi Mulyadi, mengemukakan, keadaan gelombang setelah gempa normal. Meskipun dinyatakan berpotensi tsunami tetapi tidak terjadi perubahan pada gelombang di pantai.

Jeje dan Dedi mengimbau nelayan untuk tidak melaut dalam beberapa hari ke depan untuk menghindari risiko gelombang tinggi dan bahkan tsunami.

Kalau keadaan normal, tidak ada gempa susulan, nelayan paling cepat bisa melaut lagi hari Sabtu. Tapi kalau ternyata ada gempa susulan kami menunggu informasi dan rekomendasi dari BMG, kata Dedi.

Kerusakan

Gempa yang mengguncang Tasikmalaya juga telah menyebabkan ratusan rumah warga di Kabupaten Tasikmalaya rusak. Sementara itu, di Kota Tasikmalaya Gedung Balai Kota Tasikmalaya dan Kantor Bank Indonesia Tasikmalaya rusak parah. Tembok bangunan kantor tersebut retak-retak. Di beberapa bagian langit-langit ruangan runtuh. Genteng di atap pun berjatuhan.

Kepanikan juga terjadi di pusat perbelanjaan. Setelah terjadi gempa karyawan di beberapa pusat perbelanjaan di Jalan HZ Mustofa berhamburan keluar gedung. Mereka berkumpul di depan bangunan mal. Pengelola mal pun kemudian menutup malnya.

Mal yang langsung ditutup di antaranya Samudera Toserba, Plaza Asia, Toserba Yogya, dan Mayasari Plaza. Tembok beberapa mal pun terlihat retak-retak.

Ketika gempa terjadi semua karyawan dan pengunjung panik. Rak dan buku berjatuhan. Kami khawatir dinding kaca toko pecah karena kuatnya getaran. Kami spontan keluar gedung. Barang-barang pribadi kami masih berada di dalam toko, kata Dewi Witriyasih (22) karyawan toko buku Gramdia di Plaza Asia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com