Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Perusahaan Karoseri Bikin Mobindo

Kompas.com - 14/08/2009, 17:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Terus membaiknya pasar otomotif di Indonesia, membuat perusahaan karoseri tergerak untuk melakukan terobosan. Tercatat  lima perusahaan karoseri lokal berniat membuat chasis bus berukuran 9 meter. Sasarannya, untuk pasar lokal.

"Masa Indonesia tidak punya produk sendiri, kan sayang. Kita coba memproduksi Mobindo (Mobil Indonesia) menggarap segmen niaga," jelas Direktur Utama PT Mekar Armada Jaya (New Armada) David Herman saat dihubungi KOMPAS.com, Jumat (14/8).

Selama ini, produksi chasis bus masih diimpor dari luar negeri dibawah naungan dua raksasa Jepang, Mitsubishi dan Toyota. Dengan adanya Mobindo, kebutuhan bus bisa dipenuhi dari dalam negeri meski dalam jumlah terbatas. "Kita akan maksimalkan komponen lokal semua," tegas David.

Kelima perusahaan ini antara lain, New Armada, Adi Putro, Dong Feng, dan Askrindo (Asosiasi Karoseri Indonesia). Untuk merealisasikannya, akan membutuhkan dana senilai US$10 juta atau sekitar Rp9,9 miliar.

"Saat ini kita sudah membuat model pertamanya, sedang disiapkan model keduanya. Oktober atau November tahun ini diharapkan sudah bisa diproduksi secara massal, 50 unit per bulan lah," jelasnya.

Rencananya, produk niaga ini akan dikonsentrasikan menggarap pasar daerah sekitar 50 unit per bulan. David menambahkan, total produksi bus karoseri per tahun mencapai 65.000-70.000 unit. Sampai saat ini total perusahaan karoseri di Tanah Air mencapai 400, dengan tenaga kerja sekitar 40.000-50.000 orang.

Jadi, anggota Askrindo nantinya bisa memesan chasis Mobindo kemudian membangun sendiri bodi-nya. Sesuai dengan perusahaannya masing-masing.

Terkait hal ini, Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan Departemen Perindustrian (Depperin) Panggah Susanto menambahkan, langkah ini merupakan hal positif terhadap industri otomotif nasional. Meski masih terpengaruh krisis, keyakinan industri karoseri untuk berinvestasi perlu diapresiasi. "Mungkin akan ada insentif nantinya. Tapi belum tahu lah," jelasnya.

Masalah insentif, David mengaku tak terlalu memusingkannya. Fokus utamanya adalah untuk segera merealisasikan proyek ini sehingga industri di Indonesia tak dipandang sebelah mata.

"Ini pembuktian kita, masalah insentif nanti saja lah. Kami mau membuktikan dulu, jangan menuntut dulu," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com