Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astaga...Guru Tampar Siswanya hingga Bibir Sobek

Kompas.com - 17/06/2009, 20:13 WIB

BANYUMAS, KOMPAS.com — Muhamad Miftahudin (14), siswa kelas 1 SMP Negeri 2 Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, selama dua hari belakangan ini agar sulit berbicara karena bagian dalam bibir atasnya sobek. Luka di bibirnya itu akibat ditampar oleh guru olahraganya Sukendar di tengah kegiatan classmeeting pada hari Senin (15/6).

"Dipikirnya, saya berkata tidak sopan sehingga Pak Sukendar langsung menampar muka saya sampai tiga kali," ungkap Miftahudin, Rabu (17/6) di rumahnya di Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng.

Menurut Miftahudin, saat itu dirinya dimintai uang Rp 500 oleh salah seorang teman sekelasnya Ari Apriyan. Karena merasa tidak senang, dia pun mengadu ke Sukendar. Namun sayangnya, Sukendar malah salah mendengar dan menampar muka Miftahudin sampai tiga kali. Tak hanya itu, dia juga dihukum jemur di lapangan selama 20 menit.

"Padahal saat itu saya bilang, 'Saya dimintai Rp 500 terus tuh pak'. Tapi Pak Sukendar malah mengira, kalau saya minta uang Rp 500 ke dia," jelasnya.

Akibat kejadian itu, menurut salah seorang pamannya, Sutrisno (42), sepulangnya dari sekolah Miftahudin langsung dibawa berobat ke klinik terdekat karena mengalami memar di bagian pipi dan pelipis mata. Oleh dokter klinik, langsung diberi obat. Makanya, sekarang keadaannya agak mendingan, ucapnya.

Ditambahkan Miftahudin, tindakan keras Sukendar sebenarnya tak hanya itu. Guru olahraga itu juga pernah memerintahkan murid-muridnya tidur di lapangan sekolah dan menginjak siswanya yang tidak tidur dengan benar. "Saya tidak tahu itu untuk apa tiduran di lapangan seperti itu," katanya.

Saat dikonfirmasi, Sukendar tak bersedia memberikan penjelasan dan menyerahkan seluruhnya kepada pihak sekolah. "Biar saya jelaskan saja masalah ini kepada sekolah," katanya.

Setelah melalui pertemuan internal bersama pejabat Dinas Pendidikan Banyumas, Kepala SMP Negeri 2 Kedungbanteng Anggoro Tri Mulyarto baru memberikan penjelasan. Dia mengaku, sejauh ini baru Sukendar yang bertemu dengan orangtua Miftahudin. Pada pertemuan itu, Sukendar telah menyampaikan permohonan maaf.

"Pihak sekolah belum bertemu dengan orangtua Miftahudin untuk mengonfirmasi masalah ini. Tapi akan kami lakukan segera," jelasnya.

Namun terkait kejadian penamparan, Anggoro mengelak menyatakan itu adalah tindak kekerasan guru. Menurutnya, Miftahudin telah berkata kasar sehingga menyinggung perasaan Sukendar.

"Miftahudin meminta uang Rp 500. Karena tidak dikasih dan diperingati agar bertindak lebih sopan, dia malah mengumpat, ndeso, kampungan," tutur Anggoro meniru penjelasan Sukendar.

Anggoro juga menampik kalau Sukendar pernah memerintahkan siswa di sekolah itu untuk tiduran di lapangan sekolah. "Tidak benar itu. Tidak pernah ada perintah seperti itu," jelasnya.

Pelaksana Harian Dinas Pendidikan Banyumas Srie Yono menegaskan, kasus itu akan ditangani serius. Kalau terbukti bersalah, secara hukum akan diserahkan kepada kepolisian. Secara administratif, Dinas Pendidikan akan memberikannya sanksi kepada setiap guru yang melakukan kekerasan terhadap siswanya, katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com