Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI Minta Semua Pihak Sabar Tunggu Penyelidikan

Kompas.com - 20/05/2009, 20:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Markas Besar TNI meminta semua pihak sabar menunggu kepastian hasil penyelidikan tentang penyebab kecelakaan pesawat, yang kali ini kembali menimpa pesawat milik TNI Angkatan Udara, pesawat angkut personel Hercules C-130 bernomor A-1325, dan memakan korban jiwa.
 
Pesawat yang ber-home base di Skuadron Udara 31 Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusumah dan berangkat (take off) sekitar pukul 05.10 itu jatuh di Magetan, Jawa Timur, sesaat sebelum mendarat di Lanud TNI AU Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.

Sesaat sebelum mendarat, pesawat jatuh dan hancur menimpa rumah dan areal persawahan penduduk, sekitar lima kilometer sebelum ujung landasan, di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Magetan, Jawa Timur. Hingga berita ini dibuat, 11 orang awak pesawat dan 98 orang dinyatakan tewas akibat kecelakaan itu.

”Penerbangan rutin yang biasa disebut penerbangan angkutan udara militer (PAUM) ini biasa dipakai untuk mengangkut personel TNI dan juga keluarga mereka, yang ditugaskan di berbagai daerah,” ujar Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Marsda Sagom Tamboen.

Hal itu disampaikan Sagom dalam jumpa pers yang digelarnya secara dadakan di Balai Wartawan Dephan, Rabu (20/5). Sagom ke Dephan untuk mendampingi Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dalam acara penyematan Bintang Yudha Dharma Utama kepada Panglima Angkatan Bersenjata Singapura, Letjen Desmond Kuek, oleh Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono.

Menurut Sagom, PAUM bernomor 233 itu berangkat dari Jakarta menuju Madiun, untuk kemudian terbang kembali ke Makassar, Kendari, dan berakhir di Papua. Dalam penerbangan itu Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional di Biak Marsma Harsono dan istrinya ikut tewas.

Pesawat dalam keadaan laik terbang dan baru saja menjalani perawatan rutin. Kondisi cuaca dan jarak pandang saat kejadian pun dalam keadaan baik. Pesawat dibuat di Amerika Serikat tahun 1980 dan mulai digunakan TNI AU tahun 1994.

Sagom memaparkan, pemeliharaan terakhir untuk tingkat berat, dilakukan 28 September 2007. Sedangkan pemeliharaan tingkat sedang dilakukan pada tanggal 22 November 1999 dan pemeliharaan ringan terakhir dilakukan sehari sebelum kejadian.

Keadaan laik terbang menurut Sagom juga tampak dari usia pakai keempat mesin dan baling-baling pesawat. Rata-rata usia pemakaiannya masih sekitar 800-2.603 jam terbang (mesin) dan 1.100-2.439 jam terbang (baling-baling).

”Semua pesawat yang diterbangkan dalam kondisi laik terbang. Tidak ada pesawat berkategori jelek atau bagus. Yang ada ya, pesawat laik terbang atau tidak. Kalau dinyatakan tidak laik, pesawat tidak akan diizinkan untuk terbang,” ujar Sagom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com