Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ki Enthus Susmono, Kreativitas Tiada Henti

Kompas.com - 27/02/2009, 11:15 WIB

Oleh:
Siwi Nurbiajanti

Dalang wayang kulit dan wayang golek asal Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Ki Enthus Susmono, berusaha mengikuti persoalan yang dihadapi masyarakat. Kelebihannya berimprovisasi dan menciptakan kreasi wayang membuat dia diperhitungkan di dunia seni pewayangan.

Akhir Januari lalu, karya wayang terbarunya, wayang Rai Wong atau wayang berwajah orang, dipamerkan di Museum Rotterdam, Belanda. Pameran yang rencananya berlangsung selama enam bulan itu bertajuk Wayang Superstar The Theaterworld of Ki Enthus Susmono. Pameran ini menampilkan wayang kulit dan wayang golek karya Enthus yang dimiliki Museum Tropen.

Jumlah wayang yang dipamerkan sebanyak 57 buah, di antaranya wayang berwajah George Bush, Saddam Hussein, dan Osama bin Laden. Seusai pameran Juni nanti, Enthus akan mementaskan wayang kulit Rai Wong dengan lakon Dewa Ruci di Amsterdam, Dohctrect, dan Paris.

Popularitas Enthus sebagai dalang tak diperoleh dengan mudah, meski darah seni sang ayah, Soemarjadiharja, yang berprofesi sebagai dalang wayang kulit dan wayang golek, mengalirinya.

Meskipun lahir dari keluarga dalang, Enthus tidak diizinkan oleh ayahnya menjadi dalang. ”Alasan ayah saya, dadi dalang kuwi abot sanggane (menjadi dalang itu berat bebannya),” kata Enthus.

Ketika itu dia tak begitu mengerti makna ucapan sang ayah. Seiring berjalannya waktu, ia mulai memahami maksud sang ayah. Katanya, hal paling pokok yang sering terjadi pada dalang adalah manajemen keuangan yang salah. Dalang sering menggunakan manajemen ayam, yaitu langsung menghabiskan uang yang diperolehnya.

Oleh karena itulah, ayahnya tak ingin Enthus menjadi dalang. Dia diharapkan belajar sampai perguruan tinggi agar mempunyai bekal hidup cukup. Namun, sejak masih kecil ia justru sering mencuri kesempatan memainkan wayang milik ayahnya.

”Saya memainkan wayang kalau ayah saya sedang tidur, seusai pentas. Kalau beliau bangun, semua perlengkapan sudah saya rapikan lagi,” ujarnya.

Disindir guru

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com