Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putri Ayu Menjelma Jadi Buaya

Kompas.com - 20/02/2009, 07:02 WIB

JAMBI, KAMIS — Buaya air tawar Sinyulong (Tomistoma schlegelii) sepanjang dua meter yang ditemukan mati terperangkap di jaring ikan milik petani di Danau Sipin, Kota Jambi, dikuburkan di sekitar pemakaman Putri Ayu yang dikeramatkan warga setempat.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi Didy Wurdjanto di Jambi, Kamis (19/2), mengatakan, buaya tersebut dikubur di sekitar pemakaman Putri Ayu (Putri keturunan raja pertama Jambi yang memimpin Kerajaan Jambi ratusan tahun lalu) karena warga menganggap buaya itu jelmaan Putri Ayu.

“Buaya Sinyulong dilindungi itu dikubur di sekitar pemakaman Putri Ayu karena masyarakat menganggap kuburan itu keramat. Permintaan masyarakat itu kami ikuti saja,” katanya.

Buaya itu sebelumnya terperangkap di jaring ikan petani di danau yang sama, sementara tempat pemakaman umum yang juga pemakaman Putri Ayu berada di bantaran danau sehingga warga mengaitkan buaya tersebut adalah jelmaan Putri Ayu.

Ketika tertangkap pertama kali, warga setempat banyak melihat kejanggalan pada buaya itu, antara lain ditemukan bentuk seperti gelang membalut di tubuh buaya, lalu warga melepaskan buaya itu kembali ke danau. “Ketika buaya itu dilepas ada sejumlah warga yang kesurupan sehingga muncul kepercayaan warga bahwa buaya itu adalah jelmaan Putri Ayu,” ujarnya. Masyarakat Jambi setiap tahun atau pada hari-hari tertentu atau pada hari baik dan bulan baik selalu menyempatkan berziarah di makam Putri Ayu karena dalam legenda masyarakat menganggap kuburan itu keramat dan bisa memberi keselamatan, rezeki, jodoh, dan sebagainya.

Buaya Sinyulong punya moncong lonjong agak keputihan sehingga menjadi salah satu maskot Jambi setelah harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Buaya itu banyak hidup di Sungai Batanghari dan anak sungai seperti Danau Sipin hingga ke wilayah muara pantai timur Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com