Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batu Ajaib Ponari Diperkirakan Kumpulkan Rp 500 Juta

Kompas.com - 17/02/2009, 05:51 WIB

JOMBANG - Beberapa sumber di kalangan kerabat mengungkapkan, Dawuk berusaha mengendalikan atau menguasai Mukharomah, ibunda Ponari. Padahal, Mukharomah sekarang ini boleh dikatakan orang kaya mendadak, karena uang dari kotak amal Ponari disimpan di bank swasta atas nama dirinya.

 Uang yang sudah terkumpul dari kotak amal tersebut, menurut perkiraan Surya sudah mencapai sekitar Rp 500 juta. Sebab, posisi pada 6 Februari lalu, menurut Senen (70) kerabat Ponari, saldo uang bank milik Mukharomah total Rp 328 juta. Jika pada 6 Februari saja mencapai Rp 328 juta, sangat wajar jika sekarang posisinya minimum mencapai Rp 500 juta.

Hitungan kasarnya, jika sejak buka praktik 17 Januari lalu, setiap hari Ponari mengobati rata-rata 5.000 orang saja, dan setiap pasien memasukkan uang di kotak amal Rp 5.000, maka selama 20 hari pengobatan (setelah dikurangi libur setiap Jumat dan libur akibat penutupan sementara), akan terkumpul Rp 500 juta.

Senen sendiri mengaku tidak seluruh uang dari kotak amal yang dimasukkan ke bank, melainkan sebagian juga untuk kebutuhan operasional sehari-hari. Seperti sewa tenda, pengeras suara, makan minum panitia, dan sebagainya.

Dengan tabungan atau saldo di bank yang diperkirakan mencapai Rp 500 juta, bukan tak mungkin Mukharomah menjadi incaran banyak kerabat, paling tidak untuk ikut kecipratan.

Kedatangan empat orang kerabat dan tetangga Ponari ke polsek kemarin juga disertai Ponari, yang digendong salah satu kerabatnya. Ponari ngotot ikut serta karena tak ingin berpisah dengan ibunya, Mukharomah.

Tak urung, kedatangan Ponari sempat menarik perhatian warga mendatangi Kantor Polsek Megaluh, untuk melihat sosok Ponari. Bahkan di antara mereka ada satu keluarga yang awalnya berada di lokasi pengobatan Ponari, kemudian ikut membuntuti rombongan Ponari sampai di polsek.

“Saya sudah dua hari menginap di lokasi. Saya lihat tadi Ponari dibawa keluar, maka saya membuntuti sampai di sini,” kata Parowi, asal Pati, Jateng, yang datang bersama istri dan anaknya usia 7 tahun, menggunakan mobil pribadi.

Laki-laki mengaku hendak mengobatkan anak perempuannya, yang sudah umur tujuh tahun tapi belum bisa berjalan. “Anak ini kembar, yang satu sudah jalan dan sekarang duduk di Kelas Nol Besar TK. Tapi tidak tahu, yang ini kok belum bisa jalan. Moga saja dengan sarana tangan dan batu milik Ponari, anak saya diberikan kesembuhan dan bisa jalan,” kata Parowi.

Tapi harapan Parowi untuk mendapatkan pengobatan dari Ponari agaknya belum bisa tercapai, karena Ponari menolak menyelupkan batunya ke gelas isi air yang dibawa Parowi. “Emoh, emoh yo emoh!,” kata Ponari, setengah berteriak. Parowi pun tak bisa lain kecuali menyingkir.

Sementara itu selama sehari kemarin, Ponari praktis tidak melakukan kegiatan pengobatan. Kendati demikian, ribuan pengunjung tetap saja berduyun-duyun datang ke rumah Ponari.(sutono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com