Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Ponari, Potret Buruk Layanan Kesehatan

Kompas.com - 16/02/2009, 21:05 WIB

SURABAYA, SENIN - Fenomena kemunculan dukun cilik Ponari merupakan kritik keras terhadap buruknya kualitas kesehatan di Wilayah Jawa Timur. Karena itu, perbaikan pelayanan kesehatan di Jawa Timur mendesak dilakukan.

Demikian diungkapkan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Senin (16/2) di Surabaya. Realitas ini menunjukkan harapan masyarakat akan layanan kesehatan yang gampang dan murah. "Selain itu, melalui Ponari mereka didekati secara psikologis tanpa harus merasa takut," ujar Karwo.

Menurut Karwo, harapan berlebih masyarakat terhadap Ponari menunjukkan kurangnya pelayanan kesehatan, baik dari segi kemampuan ekonomis masyarakat untuk membayar maupun pelayanan petugas kesehatan. Di puskesmas, warga harus membayar dan menunggu lama. "Bahkan kadang sikap dari petugas kesehatan kurang ramah sehingga warga justru takut," ucapnya.

Menyikapi realitas ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur sedang menggagas pembebasan biaya kesehatan di Puskesmas. Selain itu, pemerintah Provinsi Jawa Timur juga akan membenahi kualitas sumber daya manusia dalam pelayanan kesehatan. "Jika pelayanan kesehatan tak dibenahi, maka akan timbul Ponari-Ponari lainnya," tutur Karwo.

Terkait pelayanan kesehatan Ponari di Jombang, pemer intah Provinsi Jawa Timur belum akan menghentikan praktik pengobatan tersebut. Menurut Karwo, masih akan dilakukan pembahasan secara sosiologis antara Dinas Kesehatan, Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang, dan pihak Kepolisian.

Hingga saat ini, ribuan warga masih berkunjung ke rumah dukun cilik Ponari. Selain menyedot massa, praktik pengobatan ini juga merenggut empat nyawa pengunjung dan warga setempat karena padatnya kedatangan pasien yang ingin berobat.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Awi Supriyadi belum bisa dihubungi terkait rencana revitalisasi pelayanan Puskesmas di Jawa Timur.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com