Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Dibakar, Harimau Masuk Kampung

Kompas.com - 29/01/2009, 15:32 WIB

PEKANBARU, KAMIS — Pembukaan lahan dengan cara pembakaran menyebabkan empat ekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) berkeliaran di sekitar permukiman warga di Kampung Basilam Baru, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, Riau.

Direktur Perlindungan Konservasi Harimau Sumatera (PKHS), Bastoni, ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru, Kamis (29/1), mengatakan, ada empat ekor harimau yang berkeliaran di perkampungan tersebut. Dugaan ini berdasarkan kesaksian warga yang sempat melihat satwa dilindungi itu serta dari penemuan jejak kaki di sekitar perkampungan.

"Empat ekor harimau diperkirakan merupakan satu keluarga yang terdiri dari sepasang induk berumur sekitar enam tahun serta dua ekor anak berumur satu tahun," katanya.

Menurut Bastoni, keberadaan harimau di perkampungan diduga kuat akibat aktivitas pembukaan lahan oleh warga pendatang untuk perkebunan sawit di daerah lintasan (home range) habitat harimau kerap mencari makan. Kampung Basilam Baru berjarak sekitar 10 kilometer dari Kawasan Hutan Konservasi Khusus Senepis. Adapun home range harimau sebenarnya melampaui kawasan konservasi itu sendiri, yakni mencapai lahan yang kini menjadi konsesi hutan tanaman industri PT Suntara Gajah Pati.

Namun, karena lemahnya pengawasan pihak perusahaan, lanjutnya, warga pendatang menjarah daerah konsesi dan membuat satwa ketakutan dan melarikan diri masuk perkampungan.

Bastoni mengatakan, pembukaan lahan dengan cara membakar hingga kini masih terjadi. Namun, tidak ada upaya pemadaman karena minimnya akses menuju lokasi kebakaran. "Pembakaran lahan bahkan sudah mulai masuk ke kawasan konservasi Senepis, meski dalam jumlah kecil. Namun, kebakaran itu sudah membuat binatang di dalamnya ketakutan," katanya.

Meski demikian, lanjutnya, warga setempat tampak tidak panik menanggapi kehadiran satwa belang itu. Hingga kini, belum ada laporan harimau menyerang ternak dan warga setempat. Warga bersama tim PKHS bekerja sama memasang perangkap kurungan dengan umpan kambing.

Menurut Bastoni, kehadiran harimau di kampung tersebut bukanlah yang pertama kali. Kejadian sama juga pernah terjadi pada tahun 2002. Ketika itu, lima ekor harimau sumatera masuk ke kampung tersebut, kemudian ditangkap dan dikirim ke Taman Safari, Bogor.

Menteri Kehutanan menunjuk Senepis sebagai kawasan hutan konservasi khusus harimau sumatera pada 3 Januari 2006 seluas 106.081 ha. PKHS memperkirakan kawasan Senepis mengandung populasi sekitar 30 ekor harimau sumatera berdasarkan monitoring tahun 2007.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com