Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternakan Sapi NTT Belum Sejahterakan Rakyat

Kompas.com - 04/11/2008, 15:19 WIB

KUPANG, SELASA- Sistem pengelolaan dan pengembangbiakan ternak sapi di Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak dapat membantu meningkatkan kesejahtraan masyarakat. Peternak dibiarkan berjuang sendiri tanpa dukungan modal, dan bimbingan dari Pemda.

Staf Dosen Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang, Chris Pelokila di Kupang, Selasa (4/11), mengatakan, pimpinan pemerintahan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, belum satupun memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan ternak di NTT atau kabupaten tertentu.

"Semua pemimpin masih sebatas mengumbar janji, program, dan ambisi tetapi semua itu tidak pernah terealisasi sampai masa jabatan 5 tahun selesai. Peternak berjuang dengan cara, kemampuan, sarana dan prasarana yang ada sehingga hasilnya pun tidak pernah meningkatkan kesejahteraan peternak," kata Pelokila.

Potensi peternakan di NTT sangat menjanjikan. Tahun 1970-an tercatat sebagai produksi sapi terbesar dengan jumlah populasi sapi sampai 750.000 ekor (1977), tetapi saat ini hanya 520.000 ekor, dan kuota pengiriman ke luar NTT hanya 60.000.

Menurut Pelokila, penurunan populasi ternak sapi bukan karena padang penggembalaan makin sempit atau berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk, dan pertanian tetapi pemerintah tidak memberi perhatian serius di bidang budiaya ternak sapi tersebut.

"Segala sesuatu kalau dikerjakan dalam bentuk proyek maka hasilnya pun tidak akan pernah memuaskan. Proyek itu hanya menguntungkan pihak tertentu seperti pimpinan proyek dan kepala dinas bukan peternak," kata Pelokila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com