Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

19 Orang Keracunan Setelah Makan Nasi Tajilan

Kompas.com - 26/09/2008, 19:39 WIB

BANTUL, JUMAT - Sebanyak 19 warga Dusun Djati, Desa Wonokromo, Pleret Bantul keracunan setelah menyantap nasi tajilan, dalam acara buka puasa bersama di Masjid Al Amin. Mereka langsung dilarikan ke Puskesmas Pleret, yang lokasinya berdekatan dengan masjid tempat diselenggarakannya acara buka puasa bersama itu.

Sarjiyo (55), salah satu korban keracunan yang mendapatkan perawatan infus, Jumat (26/9) mengatakan, selang tiga jam setelah makan nasi bungkus berlauk sayur tahu santan, sambal, kerupuk, dan telur rebus sejumlah warga merasakan pusing hebat, mual, dan muntah.  

"Acara buka puasa berlangsung Kamis malam (25/9), kira-kira pukul 21.30 WIB, kemudian banyak yang mual dan muntah. Kami langsung dibawa ke puskesmas," katanya.

Menurut Sarjiyo, nasi bungkus tersebut dimasak oleh keluarga Ketua RT 01, Surono. Ada sekitar 90 orang yang ikut menyantap nasi bungkus tersebut, namun tidak semuanya mengalami keracunan. Selama Lebaran, warga Dusun Djati selalu menggelar buka puasa bersama di masjid. Nasi untuk takjilan disediakan sendiri oleh warga secara bergiliran.

"Dugaan saya sumbernya mungkin dari sayur tahu santan karena ketika saya makan rasanya sudah agak kecut seperti basi . Mungkin tidak semua dapat sayur basi, sehingga tidak semuanya keracunan," katanya.

Kepala Puskesmas Pleret dr Fauzan mengatakan, sehabis salat tarawih, banyak korban yang berbondong-bondong ke puskesmas. "Mereka ke sini secara berurutan. Sampai Jumat pagi masih ada yang berdatangan ke sini dengan keluhan sama," katanya.

Menurut Fauzan, dosis kadar racun yang masuk ke tubuh korban kemungkinan rendah karena dampaknya baru terasa setelah beberapa jam. Bila dosisnya tinggi, selang berapa menit korban pasti akan langsung muntah, mual, dan pusing. Ia telah mengirimkan sampel makanan ke Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) untuk memastikan dari mana sumber racun tersebut. Hingga Jumat sore, seluruh korban sudah diperbolehkan pulang.

Mengetahui masalah tersebut, Kepala Kepolisian Sektor (polsek) Pleret Ajun Komisaris Polisi Aris Indarto langsung mendatangi rumah Ketua RT 01, Surono untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. " Kami sudah menanyai Pak RT, namun kami tidak bisa menduga-duga. Sebaiknya kita tunggu saja hasil penelitian laboratorium," katanya.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com