Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percepatan Revitalisasi Rawapening

Kompas.com - 08/08/2008, 10:38 WIB

SEMARANG, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Semarang mendorong pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Tengah untuk mempercepat revitalisasi Rawapening yang daya tampungnya terus turun karena tingginya sedimentasi. Waduk alami itu untuk mengairi sekitar 20.000 hektar lahan persawahan dan Pembangkit Listrik Tenaga Air Jelok dan Timo.

"Persoalan sedimentasi itu berat karena berasal dari sembilan subdaerah aliran sungai dan dari dalam Rawapening, yaitu dari endapan eceng gondok yang mati," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Semarang Warnadi Kamis (7/8), di Ungaran, Kabupaten Semarang.

Menurutnya, sempat ada sosialisasi dari Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana, Rabu siang, tentang adanya pengerukan dan pemusnahan sebagian eceng gondok dengan anggaran Rp 8 miliar. Warnadi berharap ada upaya lebih lanjut mengingat pengerukan dengan dana itu bersifat sementara karena luas Rawapening 2.000 hektar.

Tingkat sedimentasi per tahun, menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Semarang, sebesar 1.189 ton per tahun. Volume tampung maksimal Rawapening kini kurang dari 49 juta meter kubik. Padahal, tahun 2000 masih mencapai 65 juta meter kubik.

Penurunan daya tampung ini menyebabkan daerah sekitar Rawapening sering kebanjiran saat musim hujan dan kekurangan air saat kemarau. Dampaknya, menurut manajemen PLTA Jelok, tiap tahun terjadi penurunan produksi karena aliran air dari Rawapening berkurang. Tahun 2001, produksi PLTA 186 gigawatt (GW), 2002 turun menjadi 126 GW, dan 2007 hanya menyumbang 79 GW untuk interkoneksi jaringan Jawa- Bali.

"Kami memperkirakan usia PLTA itu tidak akan sampai 10 tahun lagi karena Rawapening semakin parah jika tidak ada revitalisasi," kata Pengawas Senior PLTA Jelok dan Timo, Unit Bisnis Pembangkitan Mrica, PT Indonesia Power Bibit Sugiono. (GAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com