Pembangunan Jembatan Mahulu di Samarinda Terbengkalai

SAMARINDA, RABU - Jembatan Mahakam Ulu (Mahulu) di Samarinda, Kalimantan Timur, yang ditargetkan selesai akhir tahun lalu hingga kini belum rampung. Sejak konstruksi jembatan itu ditabrak ponton batu bara, pengerjaan proyek tak optimal.

"Tiang penyangga agak berputar akibat ditabrak tiga kali," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kaltim Husinsyah, Rabu (23/7), di Samarinda. Berputarnya tiang menyulitkan pemasangan rangka baja. Apalagi pengangkatan rangka baja untuk bagian tengah jembatan harus dilakukan dengan sampan lebar atau ponton yang memiliki crane atau derek khusus pengangkat benda-benda amat besar dan berat.

Yang menjadi masalah, menurut Husinsyah, saat ponton crane beroperasi, Sungai Mahakam tak bisa dilalui perahu warga, kapal angkutan, apalagi ponton pengangkut batu bara. Bila dilewati kapal besar, ponton crane bisa bergoyang dan amat mengganggu proses pemasangan rangka baja untuk bagian tengah jembatan.

Untuk keperluan itu, menurut Husinsyah, sungai ditutup pukul 11.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita. Sebelum dan sesudah kurun waktu itu, sungai bisa dilintasi. Sayangnya, lanjut dia, waktu penutupan dianggap kurang. Yang ideal sehari 12 jam agar pemasangan rangka baja bisa selesai dalam waktu seminggu.

"Dua minggu lagi rangka baja mungkin selesai," kata Husinsyah. Selanjutnya, pembangunan jembatan diharapkan selesai dan bisa dipakai September ini. Pembangunan jembatan yang seharusnya selesai sebelum PON ke-17 lalu itu menghabiskan dana Rp 235 miliar. Hingga kini, lanjut Husinsyah, belum ada pembengkakan anggaran meski harga bahan bangunan naik akibat menyesuaikan dengan kenaikan harga BBM.