Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

43 Sekolah Dasar Digabung

Kompas.com - 24/01/2008, 19:43 WIB

LAMONGAN, KAMIS - Demi meningkatnya kualitas pendidikan, sebanyak 43 Sekolah Dasar di Lamongan akan digabung (regrouping). Ini juga dalam rangka efisiensi dan efektifitas pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lamongan Mustafa Nur menjelaskan, regrouping berarti menyatukan tiga sekolah dengan satu kepala sekolah namun tetap dengan jumlah pengajar yang sama dengan sistem pararel.

Setidaknya terdapat 677 SD Negeri, dan 633 Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Lamongan, yang perlu dibenahi dan dikembangkan pengelolaannya. Agar tidak terjadi kesalahpahaman, Pemerintah Kabupaten Lamongan mensosialisasikan regrouping diantaranya untuk SD V, SD VI dan SD VII Lamongan.

Upaya regroping itu telah disosialisasikan kepada 500 orang tua SD V, VI dan VII Lamongan Kamis (24/1). “Dengan regrouping ini kualitas pendidikan ditingkatkan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan fasilitas. Bila tiga sekolah itu di-regrouping akan menempati lahan SD V seluas 2.900 meter persegi,“  tutur Mustafa Kamis (24/1).

Wakil Bupati Lamongan Tsalits Fahami Zaka menegaskan Pemkab Lamongan akan memadukan 43 SD agar pengelolaannya bisa optimal. Jumlah lembaga di Kabupaten Lamongan sekitar 2.270 lembaga pendidikan negeri dan swasta. Agar efektif perlu perampingan lembaga.

"Regrouping didasari Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Nomor 421/68/1998. Biaya pendidikan cukup tinggi. Dengan cara menyatukan tiga sekolah sekaligus dianggap lebih efisien dan ini menjadi percontohan bagi SD lain di daerah,“ jelas Tsalist.

Dia menambahkan alasan mendasar regrouping lainnya karena masalah pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, guru, orang tua dan  masyarakat. Dalam sejarahnya dulu didirikan SD Induk dan SD Intruksi Presiden (Inpres).

Menurut dia salah satu cara meningkatkan kualitas pendidikan adalah perlunya membekalali pendidikan bilingual bagi siswa SD. Salah satunya dengan cara menambahkan pelajaran bahasa China selain bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

“Kenapa Bahasa China, karena saat ini China sedang menguasai pasar Asia. Barang produksi China mendominasi pasar  Internasional. Dengan menguasai bahasa China, SDM Lamongan kelak dapat berkompetisi dengan bangsa lain,“ kata Tsalist.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com